Page 322 - 3 Curut Berkacu
P. 322

 304 3 Curut Berkacu
gitu, membahayakan, tau gak?” lanjutnya.
“Iya, maaf, Pak,” balas gue pelan.
Melihat salah seorang siswa yang tercampak di tengah
jalan, Satpam sekolah langsung berlari menghampiri dan membantu gue berdiri.
“Lu gak apa-apa, Tong?” tanyanya dengan logat kental Betawi.
“Sepertinya ndak apa-apa, Pak,” jawab gue sedikit merintih karena menahan rasa nyeri di kaki gue yang tertabrak tadi.
“Anak itu yang nyebrang tidak hati-hati, Pak, karena main HP aja!” tukas si pengendara.
“Sudah, sudah! Gak usah ribut!” tegas Pak Satpam.
“Anda juga harusnya hati-hati, kan tahu ini wilayah sekolah. Seharusnya situ tahu dong kalau di sini banyak anak-anak sekolah yang lalu lalang!” lanjut Pak Satpam sambil menghampiri si pengendara mobil.
Seakan tak terima diperingatkan, si pengendara malah ngelunjak dan menantang Pak Satpam. Terjadilah pertengkaran yang mengundang keramaian. Gue merasa sangat bersalah melihat kejadian ini. Karena guelah mereka bertengkar. Beberapa guru yang menyaksikan pertengkaran itu ikut melerainya.
“Tong, lu masuk aja sana!” perintah Pak Satpam ke gue agar masuk ke dalam sekolah di tengah-tengah pertengkarannya dengan si pengendara.
Gue segera berdiri. Kaki gue terasa sangat nyeri. Gue meraih tas gue yang terlempar ke pinggir trotoar dan menyelempangkannya lagi di pundak kanan gue. Saat






















































































   320   321   322   323   324