Page 330 - 3 Curut Berkacu
P. 330

 312 3 Curut Berkacu
“Iya, setelah dimandikan dan disholatkan, jenazah Iqbal langsung dibawa ke Jawa untuk dimakamkan di kampungnya sana, Yu.”
“Jadi, bim?”
“Iya, Yu, mohon maaf, gue sudah berusaha ngasih tahu lu dari awal, tapi lu gak ada respon.”
Ya Allah, mendengar penjelasan Bima, gue bertambah nyesek rasanya. Itu berarti bahwa gue gak ada lagi kesempatan bertemu dengan sahabat gue bahkan untuk yang terakhir kalinya.
“Yu, Iqbal meninggal tadi pagi di tempat PKLnya karena terkena sengatan listrik tinggi saat membenahi alat kerjanya, ternyata ada bagian kabel yang terkelupas dan masih menempel pada arus listrik pusat,” kata Bima menjelaskan tentang kecelakaan kerja yang dialami Iqbal.
Gue menatap Bima tajam.
“Iqbal sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya sudah tidak tertolong, Yu! Dan kabar duka ini juga langsung tersebar cepat sampai ke Kwarnas,” lanjutnya.
Bima memabalas menatap gue tajam.
“Bim, mungkin ini memang sudah takdir gue juga, gak diperkenankan Tuhan untuk melihat Iqbal terakhir, tapi yang penting doa gue akan selalu gue panjatkan buat sahabat gue!” kata gue terbata-bata.
“Aamiiin, Yu!”
Mata Bima terlihat berkaca-kaca, dan sekoyong- koyong dia memeluk gue. Kami saling memeluk. Beberapa saat, dalam dekapan Bima, gue rasakan kepedihan yang dalam. Bukan hanya gue yang bersedih, Bima juga. Apalagi























































































   328   329   330   331   332