Page 331 - 3 Curut Berkacu
P. 331
Selamat Jalan 313
belakangan ini, sejak menjelang Rainas, kedekatan Bima dan Iqbal semakin erat.
Lala yang sedari tadi hanya diam, pergi menjauh dari kami berdua. Mungkin karena mengerti suasana yang gue dan Bima sedang rasakan.
Gue memandangi Vespa tua yang terparkir di halaman rumah. Vespa tua yang sudah berkarat yang selama ini setia menyertai Iqbal ke mana-mana. Andai Vespa ini dapat berbicara, dia pun tak luput dari kesedihan telah ditinggal pergi oleh Iqbal.
Gue merasa kehilangan sosok seorang sahabat yang sangat berpengaruh dalam kehidupan gue. Iqbal, sahabat sekaligus guru bagi gue, telah mengajarkan banyak ilmu persahabatan dan ilmu kehidupan. Umurnya memang belum genap 19 tahun, tapi pandangannya jauh melebihi pandangan anak seusianya. Kini sosok itu sudah pergi untuk selama-lamanya, tanpa sempat gue mengucap selamat jalan, sahabat!
Ini bukanlah kali pertama gue kehilangan figur yang sangat berarti dalam hidup gue. Setelah bokap dan nyokap gue, dua figur yang paling gue cintai, kini gue harus rela merasakan lagi kehilangan figur seorang sahabat yang sangat gue kagumi. Meskipun tergolong singkat, tapi kebersamaan kami telah banyak mengubah gue. Dia yang mampu membangkitkan semangat gue, yang mampu membuat gue selalu optimis, dan selalu memberikan gue dorongan untuk terus melangkah maju. Gue benar-benar kehilangan segalanya dari Iqbal; senyumnya, tawanya, lirikannya, suara Vespanya, semuanya!