Page 47 - 3 Curut Berkacu
P. 47

 SotoSAKA29
diri sambil menjabat tangan mereka bergantian.
“Kenalan sudah ini, yang belum tinggal sholat woi,”
sela Iqbal mengingatkan bahwa waktu sholat sudah tiba. Kami pun segera bergegas ke mesjid bersama.
Saat shalat, Alkaf kebetulan di samping gue. Dia buru-
buru pamit meninggalkan masjid lebih dulu sesaat selepas shalat. Tapi gue memengaruhi Iqbal dan Bima untuk tetap stay sejenak di masjid yang ber-AC ini untuk berbaring sambil meluruskan tulang-belulang. Kan masih ada waktu sekitar 15 menit.
“Hooouuaaa....” Tiba-tiba Bima menguap.
Nguapnya itu seakan memiliki gaya tarik yang kuat. Nasib beruntung, gue bisa menghindar dan tidak tersedot ke dalam mulutnya.
“Buset dah! Si Bima kalau sudah nguap, sebelas- duabelas sama badak Jawa” kata Iqbal seketika.
“Sorry lur... ini udah kodrat tubuh gue, Bal!” sambung Bima.
“Jadi beneran lu keturunan badak, Bim?” tanya Iqbal. “Yaa gak lah, gila!”
“Masa gue disamain badak, anjrit!”
“Yang ada, badaknya kayak gue kali!” balas Bima ketus. Gue dan Iqbal spontan terbahak mendengar celetukan
si Bima.
“Pantes sih, Bim, sekarang gue ngerti kenape toket
lu gede, sembilan-sepuluh sama badak lu, Bim!” kata gue nyambungin.
Perbincangan kami cukup berisik dalam mesjid sehingga membuat beberapa jamaah melirik kami. Mungkin mereka terganggu.


















































































   45   46   47   48   49