Page 48 - 3 Curut Berkacu
P. 48

 30 3 Curut Berkacu
Berhubung waktu Ishoma semakin terkikis oleh waktu, kami pun segera kembali ke lapangan. Bergegas mengenakan sepatu. Di tengah gue sedang mengikat tali sepatu, gue berfikir mengajak Iqbal dan Bima untuk makan sepulang latihan.
“Bal... Bim... Kita kan gak sempat makan siang ini ya, balik nanti kita makan soto murah yuk deket rumah gue, mau gak?” ujar gue.
“Ah, ayok, boleh tuh, Yu! Gue sih mau aja.” Jawab Bima.
“Gimana sama lu, Bal?”
“Mau gak? Murah kok, Bal! Cuman lima ribuan aja. Sumpah, harga merakyat dan kualitas terjamin.” Ajak gue meyakinkan Iqbal untuk ikut makan.
Dan tanpa banyak cindang, Iqbal mengangguk tanda menerima tawaran gue.
***
Latihan hari ini akhirnya kelar. Sesuai rencana, kami
pun langsung tancap gas dengan motor masing-masing menuju warung soto yang gue maksud.
Gue sering banget makan soto di warung ini, apa lagi di masa dompet sedang tandus menjelang akhir bulan. Gue sampai dikenal baik sama penjualnya.
Sesaat kami pun sampai. Gue langung memesan 3 porsi soto, 2 porsi manusia dan 1 porsi untuk badak Jawa. Eh, enggak ding! Cukup 3 porsi untuk manusia semua.
Sambil menunggu pesanan soto kita datang, perhatian gue teralihkan pada fokus mata Iqbal yang sedang memperhatikan baret Bima yang diletakkan di atas meja.






















































































   46   47   48   49   50