Page 71 - 3 Curut Berkacu
P. 71
Curut Ngelantur 53
gue, Iqbal, dan Bima. Si cowok bergantian memergoki si cewek bersama cowok lain. Si cewek hanya terdiam. Si cowok lain juga. Si cowok hanya memandangi ceweknya dan si cowok lain, pun tanpa suara. Masalahnya, di antara gue, Iqbal dan Bima; siapa yang berperan sebagai si cewek, si cowok, dan si cowok lain??? Wah, sampai di sini gue malah jadi bingung tak karuan.
Jika lu tanya kenapa gue bisa sampe hafal skrenario FTV. Ya, tepat! Itu karena gue pernah jadi penikmat FTV garis keras. Hahahaha...! Gue sampai paham setiap kisah dan seluk beluk alur ceritanya. Menurut gue, semua judul FTV percintaan itu memiliki alur cerita yang hampir sama. Hanya berbeda tokoh pemeran dan latar saja sih.
“Oke Bal, gini aja, kebeneran gue punya celana Pramuka, tapi ini celana pensiunan saat gua masih MTS di pondok. Gak ada salahnya sih lu coba dulu!” kata gue sambil menyerahkan sebuah celana Pramuka yang mulai lusuh, sesaat setelah gue beranjak dari kursi menuju kamar gue dan mencoba ‘mangais-ngais’ isi lemari dan akhirnya menemukan celana itu.
Tanpa pikir panjang, Iqbal pun meraih celana itu. Gak butuh waktu lama, celana sudah terpasang di tubuhnya. Tapi ada yang aneh, pemandangan konyol terpampang di depan kami. “Ini solusi yang sangat buruk!” seru Iqbal.
Aneh dan konyol. Iqbal terlihat mengenakan celana cingkrang nan jingkrak. Lekukan paha, bokong dan tonjolan depan membuktikan begitu ketatnya celana itu. Wajar saja, selain Iqbal lebih tinggi dari gue, si celana juga sudah pensiun.