Page 77 - 3 Curut Berkacu
P. 77
Sambal Berikrar 59
sendiri wajah gue sebagai hasil ‘cetakannya’. Bukan sombong, apalagi congkak! Gue hanya berusaha jujur dalam mengungkapkan kenyataan. Hahahaha...
Bukan hanya nyokap, bokap gue juga. Konon, ketampanannya saat masih muda membuat para gadis- gadis selalu terpesona dan berharap dapat dipersunting sama bokap gue. Namun berbeda dengan nyokap, bokap gue berdarah Betawi asli. Kalau nyokap gue suka melumat sambal pedas, bokap gue justru sering mengeluarkan kata-kata pedas. Maklumlah, congor kaum Betawi memang dikenal gitu, gak ada saringannya. Apalagi bokap gue juga dikenal sebagai seorang tokoh Betawi yang selalu menyuarakan kebenaran, kata-katanya selalu pedas untuk ketidakbenaran.
Nah, karena gue adalah hasil ‘kolaborasi’ mereka berdua, dan mereka memiliki sisi pedasnya masing- masing, gue jadi ketiban sifat-sifat itu; doyan sambal pedas dan memiliki congor dengan kata-kata pedas. Lengkap dah kepedasan gue!
***
SoCeng atau SoKin, begitulah istilah yang gue dan teman-teman gue kerap sematkan ke sebuah warung soto yang menjadi tempat favorit untuk nyantap hemat kami. Disebut SoCeng, adalah singkatan dari Soto goCeng. Ya, harganya memang mini cuy, hanya goceng, tapi jangan tanya dengan rasanya! Super! Meskipun porsi seadanya, tapi setidaknya bisalah mengganjal ‘wilayah tengah’ untuk beberapa saat. Dan disebut SoKin, karena singkatan dari Soto misKin. Ya, kalau orang kaya mah gak mungkin makan