Page 33 - decode Magz Vol:3
P. 33

  kinan bahwa hanya kepentingan beberapa tokoh saja. Tidak adanya pertimbangan dalam aspek komunikasi harus memperhatikan sisi positifnya di bidang ekonomi, teknologi, dan lainnya.
Dalam diskusi topik kedua yaitu “Dampak Pemin- dahan IKN terhadap Perekonomian Negara Indonesia”, ada yang berpendapat bahwa aspek fundamental penting untuk diperhatikan untuk memajukan Indonesia, tetapi perlu ditinjau ulang sumber dananya. Adapun pandangan dari salah satu peserta bahwa Indonesia yang sedang me- ngalami pemulihan ekonomi ini jangan sampai diberi be- ban tambahan dengan berhutang untuk pemindahan IKN. Menurutnya, lebih baik pemerintah membayar utang yang ada daripada gali lubang tutup lubang untuk pemindahan IKN yang belum jelas urgensinya. Selain itu sayembara yang dibuka dalam megaproyek ini sangat rawan nepo- tisme sehingga perlu adanya transparansi. Maka dari itu, jalan keluar yang solutif dalam pendanaan harus terealisasi karena ada yang berpendapat bahwa pemerintah belum menjelaskan strategi mereka dalam membayar utang dengan menjanjikan keuntungan dari peluang investasi di IKN.
Pada topik terakhir yaitu “Dampak Perpindahan
IKN terhadap Lingkungan Hidup dan Masyarakat Adat”, terungkap bahwa pemindahan ini hanya mengambil lima persen dari luas total hutan Kalimantan. Pengorbanan tersebut cukup relevan karena luasnya yang tidak terlalu besar. Akan tetapi, analisis dampak lingkungan menunjuk- kan bahwa adanya potensi dampak buruk jangka panjang yang mengakibatkan pengikisan hutan Kalimantan. Kali- mantan adalah aset lingkungan terbesar untuk Indonesia. Kajian dampak lingkungan harus dilakukan lebih dalam dan jangan sampai langkah ini memperburuk keadaan lingkungan.
Hari pertama ditutup dengan pembacaan notulensi
Tangga Merah Universitas Al Azhar Indonesia
menjadi poin-poin yang dibahas lebih lanjut di hari kedua. “Sejatinya kita sebagai masyarakat di negara
demokrasi sebaiknya mengawasi jalannya pemerintah- an, bukannya bersifat antipati kepada pemerintah yang menaungi kita,” ucap Nara.
Pada hari kedua, SEMNAS mendatangkan pembicara sepesial yaitu Yohana Tiko S.S.T. selaku Direktur Ekseku- tif WALHI Kalimantan Timur, Faisal H. Basri, S.E., M.A. selaku ekonom serta politikus, dan Wasisto Raharjo Jati, S.I.P, M.A. selaku Peneliti Politik LIPI. Ketiganya menja- barkan fakta-fakta lain terkait dengan pemindahan IKN ke Kalimantan dari bidang keahlian dan perspektif masing- masing. Seminar ini dilakukan secara daring melalui Zoom dan juga disiarkan langsung di YouTube.
Wasisto menjabarkan berbagai riset politik yang dilakukan oleh BRIN. Berbagai riset dalam banyak aspek menambah pertimbangan untuk mengkritisi isu peminda- han ini. Materi “Ibu Kota Negara: Untuk Apa dan Siapa?” dibawakan oleh Faisal dengan menjelaskan hal-hal yang melatarbelakangi wacana pemindahan ini. Materi lain-
nya berjudul “Krisis Ekologis dan Ancaman Megaproyek Kota Baru” dibawakan oleh Yohana. Yohana menjelaskan penyebutan megaproyek karena proyek ini berpotensi un- tuk terjadi korupsi dari kerja sama pemerintah dan badan usaha swasta. Beliau menjelaskan bahwa hutan di Kaliman- tan mengalami deforestasi tiap tahunnya yang menyebab- kan berbagai bencana alam.
Dapat dilihat antusiasme mahasiswa dalam seminar ini juga terlihat pada banyaknya yang bertanya kepada ketiga narasumber mengenai fakta di balik kepentingan pemindahan ibu kota negara baru yang lagi hangat diper- bincangkan. Harapan besar bagi mahasiswa di era ini akan membawa perubahan dan dampak besar bagi indonesia. Terakhir diadakan sesi tanya jawab juga sekaligus menutup rangkaian acara SEMNAS kali ini.
EDISI 3 - April / 2023 33
 





















































































   31   32   33   34   35