Page 34 - decode Magz Vol:3
P. 34

 DE EVENT
  yang dihadapi pemerintah seperti masalah hak cipta, penanggung jawab kesalahan AI, dan siapa yang dimanfaatkan dengan adanya
AI.
Selain tantangan tersebut,
ada juga beberapa isu lain dalam AI yang harus diselesaikan seperti publikasi data privat,
penggunaannya dalam perang, dan lain-lain. Ke depannya, kita harus mencari cara untuk meminimalkan kekurangan dan memaksimalkan manfaatnya karena AI akan sema-
kin berkembang. Oleh karena itu, pemanfaatannya dalam demokrasi harus diberi perhatian lebih. Sesi dilanjutkan oleh Joshua Stankus dari Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), The Department of Homeland Security, Amerika Serikat dengan topik disinformasi dalam demokrasi.
Sesi ini ditutup oleh Muchammad Nasucha, S.S., M.Si. dengan pemaparan “Kaleidoscope of FISIP’s UAI Perfomance (2002-2022): The Scientific Mosaic and the Magnitude of UAI”. Nasucha memaparkan kontribusi apa saja yang telah dilakukan oleh FISIP UAI dalam dunia penelitian sejak didirikannya dua dekade lalu. Beliau juga menjelaskan bahwa dosen-dosen FISIP UAI telah men- erbitkan 474 publikasi dalam bentuk buku, jurnal, dan lainnya. Baik dari Prodi Ilmu Komunikasi maupun Prodi Hubungan Internasional, masing-masing memiliki fokus penelitian yang berbeda dengan beberapa titik yang sama seperti masyarakat, media massa, dan Covid-19.
Setelah presentasi perjalanan FISIP UAI dalam kegia- tan penelitiannya, acara dilanjutkan dengan sesi paralel da- lam dua ruang virtual berbeda. Ruang utama dipandu oleh Ruvira Arindita, S.I.Kom., M.Si. dengan Angela Romano, Ph.D. dan Yuherina Gusman, S.I.P., M.A. sebagai pem- bicara. Kemudian ada juga ruang breakout yang dipandu oleh Wildan Faisol, S.Sos., M.Si. dengan pembicara Manoj Kumar Panigrahi, Ph.D. dan Mohamad Ghozali Moenawar, Lc., M.M
Angela Romano adalah mantan jurnalis dan associ- ate professor di School of Commu- nication, Queensland University of
Technology, Australia. Materi dilan- jutkan oleh Yuherina Gusman, Dosen Ilmu Hubungan Internasional UAI. Di saat yang sama, ruang breakout diisi dengan materi dari Manoj Kumar Pan- igrahi, direktur dan asisten profesor di Centre for Northeast Asian Studies,
Jindal School of International Affairs, O.P. Jindal Global University, India. Kemudian sesi dilanjutkan oleh Ghozali Moenawar, Dosen Ilmu Komunikasi UAI. Sesi paralel ini juga dilengkapi dengan tanya jawab yang disambut antu- sias oleh para hadirin.
Simposium ditutup dengan agenda terakhir yaitu sharing session dari alumni dan presentasi dari mahasiswa. Sharing session turut mengundang alumni yang menjadi praktisi di NHK dan ASEAN. Selain itu, sesi dilanjutkan dengan presentasi penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa berprestasi dari kedua prodi.
TIPS
USIC
DE RELIGION
DE HANGOUT
DE CULTURE
SIGHT
DE JOURNEY
Reporter: Ferdy Arrahman | Editor: Bintang Bellatrix
 Font ed2.0-Regular
TANTANGAN DEMOKRASI MENGHADAPI PERKEMBANGAN
PALGORITMA & AI.
ada hari Selasa (25/10), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia merayakan Dies Natalis ke-20 dengan menggelar
simposium internasional berjudul “Development and Democratization in Algorithm World: The Reflection on Contribution of Social Political Sciences”. Simposium ini diadakan secara daring dan turut menghadirkan pem- bicara dari akademisi dan praktisi mancanegara. Selain dilaksanakan melalui Zoom, simposium juga disiarkan langsung di kanal YouTube Universitas Al Azhar Indo- nesia.
Materi utama disampaikan oleh Prof. Ang Peng
Hwa, Ph.D. dari Wee Kim Wee School of Communica-
tion and Information, Nanyang Technological Universi-
ty, Singapore sebagai keynote speaker. Ang membawa
topik “Democracy and Development in an Algorithmic
World”. Pemaparannya membahas bagaimana algoritma
memiliki tingkat bias yang lebih rendah untuk membuat
LAPORAN LAPORAN
keputusan dalam berdemokrasi.
KHUSUS UTAMA
Menurutnya, demokrasi adalah bentuk pemerintah-
an terbaik walaupun tidak sempurna. Dalam mengambil
keputusan, negara turut menggunakan Artificial Intelli-
gence (AI) dan algoritma untuk membantu memahami
dunia yang kompleks. Akan tetapi, hal tersebut tidak memiliki campur tangan manusia sehingga yang menjadi isu adalah apakah AI dan algoritma bisa mengganggu proses demokrasi.
Ang menjelaskan bahwa AI membutuhkan data yang lengkap karena data yang tidak cukup akan lebih buruk daripada tanpa data sama sekali. Data yang leng- kap akan mengurangi bias pada hasil algoritma, terlebih lagi mengalahkan penilaian manusia yang tidak selalu objektif. Walaupun begitu, AI masih memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi.
Beberapa kendala yang masih dialami AI adalah kebutuhan datanya dibatasi ketersediaan data, data yang ada umumnya belum tertata baik, AI tidak bisa menjelas- kan alasan keputusannya, dan AI mengasumsikan bahwa data yang ada benar-benar akurat. Adapun tantangan
DE REPORT
DE SPORT
DE LIFESTYLE
DE INTERNATIONAL
DE MOVIE
 34 decode magazine
                 DE
IN DE MDE
 t















































   32   33   34   35   36