Page 45 - deCODE Vol 2/2018
P. 45
“Hah? Bukan! Ini anak pembantu gue, jijik banget punya adek cacat. Ayo masuk aja.”
Sungguh, tidak ada yang lebih
sakit daripada perkataan kakak kandungku sendiri yang menghinaku. Aku mengusap air mata yang mulai berjatuhan, lalu mendongak keatas. Gelap, sama seperti dahulu. Sejak saat itu, setiap teman-teman kakakku bermain ke rumah. Aku selalu disembuyikan di dalam kamarku dan dikunci dari luar.
Tidak apa, mungkin kak Angga memang malu memiliki adik cacat sepertiku, walau begitu aku tetap menyayangi dia lebih dari apapun. Saat sedang termenung sendiri memikirkan keluargaku yang tidak menginginkan aku, tiba-tiba sebuah tangan menyentuh kepalaku dengan lembut.
“Non Aila sudah diminum obatnya?” Oh, Bi Asih. Aku menggeleng pelan. “Loh kenapa belum diminum?” Tanya Bi Asih lagi.
“E.. u.. ma... ka...” Bi Asih mengelus kepalaku lagi, “Yaudah ini bibi bawain makanan kesukaan non Aila. Bibi suapin yaa.”
Aku mengangguk dan membuka mulutku lebar, meraba-raba apakah sendok makan sudah ada di mulutku atau belum. Setelah merasakan sendok makan itu, aku pun mengunyah makanan dengan semangat.
Hmmm, kesukaanku, ayam rendang. Sejauh ini, yang bisa mengerti aku
hanyalah Bi Asih. Mengerti apa yang aku katakan, aku inginkan, dan apa saja kesukaanku. Bi Asih pula yang megajariku untuk berbicara dan mengerti kata demi kata meskipun tidak sempurna karena disabilitas yang aku miliki.
Mungkin karena sudah mengasuh
aku dari kecil dan juga tidak
memiliki momongan, ia jadi sangat menyayangiku. Aku beruntung memiliki Bi Asih yang memperdulikanku di saat semua orang ingin membuangku. Sudah berpuluh-puluh kali aku mencoba untuk bunuh diri tetapi Bi Asih selalu memergokiku. Sungguh, jika kalian menganggap aku kuat, aku tidak sekuat itu untuk menerima semua cobaan ini.
“Non, tadi ibu sama ayah non sudah pergi perjalanan kerja ke
Makassar,” kata Bi Asih.
Akumengangguk paham, berarti tidak pulang ke rumah selama beberapa hari? “A... A.. Ga...”
“Den Angga nginep di rumah teman- temannya,
non. Non
sudah habis makannya? Minum obat
ya non biar cepet sembuh.”
deCODE Magazine 47