Page 10 - BISMILAH E-MODUL VALID 96 HALAMAN ok_Neat
P. 10

Menurut  alkisah,  pada  suatu  masa  raja  Hidustan  berlayar  bersama  istri  dan

          anaknya putri Sari Banilai. Perjalanan ini dalam rangka syukuran karena sang putri telah
          bertunangan    dengan  seorang  pemuda  dari  Hindustan  yang  bernama  Bujang  Juaro.

          Sebelum  berangkat  kedua  insan  tersebut  telah  mengikat  janji  dan  bersumpah  sehidup
          semati. Putri Sari Banilai bersumpah apabila ia ingkar janji, ia rela menjadi sebuah batu.
          Sebaliknya  Bujang  Juaro  juga  bersumpah  apabila  dia  yang  ingkar,  dia  akan

          berubah menjadi ular.

                      Dalam perjalanan perahu mereka dihempas badai dan terdampar disebuah selat.
          Akibat dari hempasan badai perahu tersebut menjadi rusak, dan untuk mencegah karam,
          perahu ditambatkan pada batu besar yang mengapit selat tersebut. Mereka ditolong oleh

          penduduk  setempat,  dan  karena  statusnya  yang  bangsawan,  mereka  diterima  oleh
          penguasa  Harau,  tempat  dimana  mereka  terdampar.  Kondisi  kapal  yang  rusak  parah,

          membuat  mereka  tidak  bisa  segera  berlayar  kembali.  Hubungan  kedua  keluarga  raja
          tersebut semakin akrab. Karena mereka merasa kerasan dan diterima dengan baik oleh
          masyarakat  setempat,  raja  Hindustan  ingin  menikahkan  putrinya  dengan  pemuda

          setempat  yang  bernama  Rambun  Paneh.  Dia  tidak  tahu  mengenai  perjanjian  antara
          putrinya dan Bujang Juaro.

                      Waktu  berlalu,  kedua  pasangan  tersebut  telah  dikarunia  anak.  Pada  suatu  hari,

          mainan anaknya jatuh ke dalam air, dan tidak muncul kembali. Sudah barang tentu anak
          tersebut  menangis  sejadi-jadinya,  dan  membuat  ibunya  merasa  kasihan.  Tanpa  pikir
          panjang,  putri  Sari  Banilai  langsung  terjun  ke  dalam  laut  untuk  mengambil  mainan

          tersebut.

                      Sungguh  malang,  alih-alih  mendapatkan  mainan  anaknya,  justru  ombak  besar
          datang menghempasnya dan membuat sang putri terjepit diantara batu-batu besar. Saat

          itu sang putri teringat dengan janjinya kepada Bujang Juaro. Ia kemudian berdoa kepada
          Tuhan agar air disurutkan, dan kalau memang dia membuat kesalahan dia rela disumpah
          menjadi  batu.  Air  kemudian  surut  secara  perlahan,  begitu  juga  tubuh  sang  putri,

          perlahan-lahan berubah menjadi batu.



                                               Sumber : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/sumatera-barat/air-terjun-lembah-arau
                          http://sejarahkumu.blogspot.com/2014/10/lembah-harau-2.htmlhttp://sejarahkumu.blogspot.com/2014/10/lembah-
                                                                                                                                 harau-2.html
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15