Page 96 - E-Modul Fisling Berbasis STEM_Neat
P. 96

3.  Prinsip  kerja  PLTN  sebenarnya  hampir  sama  dengan  prinsip  kerja  pembangkit  listrik
                konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang umumnya sudah dikenal
                secara luas. Yang membedakan antara dua jenis  pembangkit  listrik  itu adalah sumber
                panas yang digunakan. PLTN mendapatkan suplai panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU
                mendapatkan suplai panas dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak
                bumi.  Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN. Reaktor
                daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang kelebihan
                neutron  dalam  teras  reaktor  akan  dibuang  atau  diserap  menggunakan  batang  kendali.
                Karena  memanfaatkan  panas  hasil  fisi,  maka  reaktor  daya  dirancang  berdaya  thermal
                tinggi dari orde ratusan hingga ribuan MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk
                menghasilkan energi listrik di dalam PLTN adalah sebagai berikut :

                 •  Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam bentuk
                    panas yang sangat besar.
                 •  Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air pendingin, bisa
                    pendingin  primer  maupun  sekunder  bergantung  pada  tipe  reaktor  nuklir  yang
                    digunakan.
                 •  Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi
                    gerak (kinetik).
                 •  Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator sehingga
                    dihasilkan arus listrik.


            4.  Berikut ini merupakan tahapan dalam pembuatan bahan bakar reaktor nuklir.


                 •  Penambangan dan Penggilingan. Uranium dapat ditambang melalui teknik terbuka
                    (open  cut)  maupun  teknik  terowongan  (underground)  tergantung  pada  kedalaman
                    batuan uranium yang diketemukan. Bijih uranium dihancurkan secara mekanik, dan
                    kemudian  uranium  dipisahkan  dari  mineral  lainnya  melalui  proses  kimia
                    menggunakan  larutan  asam  sulfat.  Hasil  akhir  dari  proses  ini  berupa  konsentrat
                    uranium  oksida  (U3O8)  yang  sering  disebut  kue  kuning  atau  “Yellow  Cake”,
                    meskipun dalam banyak hal berwarna kecoklatan.

                 •  Proses  Pemurnian  dan  Konversi.  Proses  pemurnian  dan  konversi  Yellow  Cake
                    menjadi  serbuk  uranium  dioksida  (UO2)  berderajat  nuklir.  UO2  ini  kemudian
                    dikonversi  lagi  ke  dalam  bentuk  gas  uranium  hexafluoride  (UF6).  Konversi  UO2
                    menjadi UF6 dilakukan dalam dua langkah proses. Pertama adalah mereaksikan UO2
                    dengan asam anhydrous HF hingga menjadi uranium tetrafluorida (UF4). Kemudian
                    UF4 direaksikan dengan gas F2 sehingga terbentuk UF6.


                 •  Pengkayaan. Pengkayaan uranium adalah proses meningkatkan kadar U-235 dalam
                    bahan bakar uranium dari 0,7% (kadar U-235 dalam uranium alam) menjadi sekitar 3
                    – 5% atau lebih. Proses pengkayaan membuang sekitar 85% U-238 melalui proses
                    pemisahan gas UF6 ke dalam dua aliran, yaitu satu aliran merupakan uranium yang
                    telah diperkaya dan akan dipergunakan umpan proses fabrikasi bahan bakar.

                                                                                                   96
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100