Page 127 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 127

e.  Financial risk, yaitu risiko keuangan yang berkaitan dengan struktur modal
                      yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan.


                  f.  Liquidity risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kesulitan untuk mencairkan

                      portofolio atau menjual saham karena tidak ada yang membeli saham tersebut.

                  g.  Exchange  rate  risk  atau  currency  risk,  yaitu  risiko  bagi  investor  yang

                      melakukan investasi di berbagai negara dengan berbagai mata uang, perubahan
                      nilai  tukar  mata  uang  akan  menjadi  faktor  penyebab  riil  return  lebih  kecil

                      daripada expected return.

                  h.  Country risk, yaitu risiko ini juga berkaitan dengan investasi lintas negara yang

                      disebabkan  oleh  kondisi  politik,  keamanan,  dan  stabilitas  perekonomian

                      tersebut. Makin tidak stabil keamanan, politik, dan perekonomian suatu negara,
                      makin tinggi risiko berinvestasi di negara tersebut karena return investasi jadi

                      makin tidak pasti, sehingga kompensasi atau return yang dituntut atas suatu
                      investasi makin tinggi.


                  Jenis-jenis  risiko  tersebut  umumnya  terdapat  dalam  investasi  pada  lembaga

                  keuangan atau sektor keuangan, namun tidak menutup kemungkinan jugaterdapat
                  pada sektor bisnis non-keuangan. Kedelapan jenis risiko tersebut tidak semuanya

                  diakui dalam investasi Islam. Karena bunga  (interest) bukan bagian dari sistem
                  keuangan Islam. Namun demikian, screening syariah saat ini di beberapa negara

                  memberikan ruang bagi perusahaan yang memiliki utang berbasis bunga dengan
                  batas maksimal 45% terhadap total aset. Hal demikian dibolehkan dengan alasan

                  saat ini, perusahaan belum mampu keluar sepenuhnya dari bayang-bayang bank

                  konvensional. Di sisi lain bank syariah belum mampu mengakomodir kebutuhan
                  perusahaan dalam hal pembiayaan penambahan modal.


                  Islam memandang risiko sebagai suatu sunatullah (hukum alam). Hal demikian,

                  terdapat kaidah yang dalam fikih muamalah, al-kharaj bi al-ḍamān dan kaidah al-

                  ghunmu  bi  al-ghurmi  yang  artinya  “keuntungan  akan  berbanding  lurus  dengan
                  tanggung jawab terhadap risiko/kerugian”. Dalam bahasa populernya, kaidah ini








                                                        121
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132