Page 22 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 22

hanyalah mengurusi hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Implikasi dari ini
                  adalah  menempatkan  manusia  sebagai  sebagai  pusat  dari  segala  hal  kehidupan

                  (antrophosentris) yaitu manusilah yang berhak menentukan kehidupannya sendiri.



                  B.  Konsep Pemikiran Penting Dalam Sistem Ekonomi Konvensional


                  1)  Rational economic man
                  Ilmu  ekonomi  konvensional  sangat  memegang  teguh  asumsi  bahwa  tindakan

                  individu  adalah  rasional.  Berdasarkan  paham  ini,  tindakan  individu  dianggap

                  rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi
                  satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Dalam implementasinya, rasionaliti ini

                  dianggap dapt diterapkan hanya jika individu diberikan kebebasan dalam arti yang
                  seluas-luasnya,  sehingga  dengan  sendirinya  di  dalamnya  terkandung

                  individualisme dan liberalisme. Adam Smith menyatakan bahwa tindakan individu
                  yang  mementingkan  kepentingan  diri  sendiri  pada  akhirnya  akan  membawa

                  kebaikan masyarakat seluruhnya karena tangan tak tampak (invisible hand) yang

                  bekerja  melalui  proses  kompetisi  dalam  mekanisme  pasar.  Oleh  karena  itu,
                  kapitalisme  sangat  menjunjung  tinggi  pasar  yang  bebas  dan  menganggap  tidak

                  perlu ada campur tangan pemerintah.


                  2)  Positivism

                  Kapitalisme  berusaha  mewujudkan  suatu  ilmu  ekonomi  yang  bersifat  objektif,
                  bebas dari petimbangan moralitas dan nilai, dan karenanya berlaku universal. Ilmu

                  ekonomi  telah  dideklarasikan  sebagai  kenetralan  yang  maksimal  di  antara  hasil

                  akhir dan independensi setiap kedudukan etika atau pertimbangan normatif. Untuk
                  mewujudkan obyektivitas ini, maka positivism telah menjadi bagian integral dari

                  paradigma  ilmu  ekonomi.  Positivism  menjadi  sebuah  keyakinan  bahwa  setiap
                  pernyataan ekonomi yang timbul harus mempunyai pembenaran dari fakta empiris.

                  Paham ini secara otomatis mengabaikan peran agama dalam ekonomi, sebab dalam
                  banyak hal, agama mengajarkan sesuatu yang bersifat normatif.










                                                         16
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27