Page 15 - BULETIN SMKN AMPERA EDISI KEDUA
P. 15
Oleh karena itu, dengan adanya pengetahuan dari uraian essai ini, adanya
pemahaman yang baik dari pembaca, khususnya pelajar. Mengapa, yang lebih
ditekan cuma pelajarnya? Karena menurut Agus Sutanto, Kepala Sub Direktorat
Lingkungan Pendidikan BNN (https://tirto.id/19/07/2018;
https://www.republika.co.id/19/07/2018), "27,32 persen pengguna narkoba di
Indonesia merupakan pelajar dan mahasiswa". Jika ini dibiarkan maka,
hancurlah bangsa Indonesia.
Maka dari itu, perlu ada nada, dan aksi yang sama dalam bahu membahu
mengatasi persoalan ini. Hal pertama, keluarga harus menciptakan keluarga
yang aman dan nyaman sehingga anak juga bisa nyaman di rumah; kedua,
sebagai keluarga/ sahabat yang baik bagi pecandu, agar memberikan
pemahaman yang baik/ solusi yang baik; ketiga, mungkin, kalau pecandu sudah
sangat tercandu, ya, mengantar meraka ke panti rehabilitas terdekat, atau
psikiater terdekat untuk dicarikan jalan keluar; keempat, semua kita harus
menciptakan lingkungan baru yang bersih dari narkoba; dan, kelima, pemerintah
melalui undang-undang harus bertindak secara terus-menerus dan tegas
membasmi penyalahgunaan narkoba agar berjalan sesuai dengan tuntutan UU
No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang
Narkotika.
Problema yang dihadapi oleh pemakai narkoba memang sulit diatasi.
Walaupun sulit, tapi harus bisa dilakukan. Semoga cerita singkat di atas bisa
menjadi pelajaran bagi kita semua yang menyempatkan diri untuk membaca
kisah ini. Ini adalah kisa kehancuran pertama dari seorang kakak kompleksku
(kakaknya Hasniati-red). Sekali lagi disampaikan, jangan pernah coba-coba
dengan narkoba. Jika sekali mencoba, ya, masa depan kita menjadi gelap, dan
hidup kita menjadi tidak tenang. Narkoba itu menghancurkan segalanya.
Narkoba itu adalah racun yang membawa kita dalam dunia kerusakan. Dan kita
harus menggelorakan motto dan bersuara lantang, drugs, no. Study, yes!
11