Page 18 - E-LKPD SETS & LITERASI SAINS
P. 18
15
dan eropa sendiri, metode ini sudah ditinggalkan sejak lama dikarenakan
bahayanya. Berikut ini kekurangan PLTSa:
Lahan yang dibutuhkan cukup luas
Untuk pembangkit ini, lahan yang dibutuhkan tidak hanya digunakan untuk
tempat proses pembangkit listrik, tapi juga proses dan penyimpanan sumber
dayanya.
Resiko polusi udara dikarenakan kebocoran gas
Karena PLTSa ini mengolah sampah melalui incinerator alias pembakaran,
tentunya akan ada gas yang dihasilkan. Yang menjadi masalah adalah saat gas yang
mengandung banyak senyawa toksik itu menyebar di udara dan kemudian
mempengaruhi kesehatan, baik lingkungan, organisme maupun manusia itu
sendiri. Salah satu senyawa berbahaya yang bisa dihasilkan adalah dioksin dan
furan, keduanya berasal dari pembakaran plastik.
Dapat Menyumbang Efek Rumah Kaca
Walau salah satu keuntungan dari pembangkit listrik ini untuk mengurangi
emisi metana yang dihasilkan sampah, tapi kemungkinan kebocoran gas ini tidak
hanya akan mempengaruhi makhluk hidup. Justru gas metana ini memiliki efek
yang jauh lebih besar daripada CO2 (Karbon dioksida) terhadap efek rumah kaca.
Biaya Operasional Tinggi
Meski bahan utamanya bisa dibilang ekonomis, tapi dalam pelaksanaannya,
biaya yang dibutuhkan cukup tinggi. Salah satu alasannya adalah fakta bahwa
sampah di Indonesia kebanyakan belum terpisah antara sampah basah dan kering,
sehingga butuh biaya untuk proses pemisahannya. Belum lagi perlu sistem
pengolahan khusus untuk menghindari kebocoran gas yang berefek buruk bagi
lingkungan.
Itulah pembahasan tentang PLTSa, mulai dari pengertian, prinsip kerja,
hingga kelebihan dan kekurangannya. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di
Indonesia sudah mulai beroperasi dan bisa dibilang cukup mengatasi masalah
timbunan sampah dan kebutuhan pasokan energi listrik. Walau tentu ada beberapa
kekurangan yang bisa membahayakan. Selama pengolahan berjalan sesuai aturan
dan memperhatikan AMDAL, bahaya tersebut bisa diminimalisir, bahkan
dihindari.
3. Penanggulangan Secara Edukatif
Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur
pendidikan baik formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah
dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup ke
dalam mata pelajaran yang terkait, misalnya Biologi dan Pendidikan agama.
E-LKPD SETS & LITERASI SAINS, Pengolahan Limbah