Page 43 - Kristen-BS-KLS-VII
P. 43

luka yang telah terjadi, kita tidak akan sembuh dari luka itu sampai kita

                     mengampuni  kesalahan  orang  yang  bersangkutan.  Pengampunan  adalah
                     sebuah  keputusan  dari  hati  dan  mengampuni  tidaklah  mengubah  masa
                     lalu,  melainkan  mencerahkan  masa  depan.  Artinya,  pengampunan  yang
                     diberikan tidak berarti menghapus masa lalu karena semua sudah terjadi.

                     Dengan mengampuni, seseorang dibebaskan dari beban kebencian, dan hati
                     terasa damai. Dengan begitu, langkah ke depan menjadi cerah.


                                                  Respons Saya
                            Membaca



                                                   Memaafkan
                         Ini sebuah kisah tentang dua orang sahabat karib yang sedang
                         berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka
                         bertengkar dan salah seorang menampar temannya. Orang yang
                         kena tampar merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia
                                                             menulis di atas pasir, “Hari ini,
                                                             sahabat terbaikku menampar
                                                             pipiku.”


                                                                 Mereka    terus   berjalan
                                                             sampai akhirnya menemukan
                                                             sebuah oasis. Mereka memu-
                                                             tuskan untuk mandi. Orang
                                                             yang pipinya kena tampar
                                                             dan terluka hatinya, mencoba

                           Gambar 3.1 Perjalanan Dua Sahabat  berenang    namun      nyaris
                         tenggelam, tapi dia berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika
                         dia siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah
                         batu, “Hari ini, sahabat terbaikku menyelamatkan nyawaku.”
                             Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya,
                         “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas
                         pasir dan sekarang menuliskan ini di batu?” Sambil tersenyum,
                         temannya menjawab, “Ketika seorang sahabat melukai kita, kita
                         harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus
                         dan menghapus tulisan itu. Dan bila sesuatu yang luar biasa baik
                         terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar takkan
                         pernah bisa hilang tertiup angin.”




                                                Bab III Meneladani Yesus dalam Mengampuni    33
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48