Page 27 - E-Modul Larutan Elektrolit Non Elektrolit
P. 27
Karakter Kewirausahaan!
Mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan listrik sedangkan
larutan non elektrolit tidak? Seorang
ahli kimia dari Swedia (1887), Svante
August Arrhenius (1859 – 1927)
Gambar 8. Pembuatan batik sablon
menjelaskan bahwa larutan elektrolit Salah satu pengrajin Batik di Desa Kertijayan,
mengandung atom-atom bermuatan Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan
bernama Bapak Shodikin. Beliau mulai menjadi
listrik (ion-ion) yang bergerak bebas, pengrajin batik sablon pada tahun 1990-an. Sebagai
seorang pengrajin sekaligus memasarkan batik
hingga mampu untuk menghantarkan buatannya, Pak Shodikin senantiasa ulet dan tekun
arus listrik melalui larutan. Contoh : dalam berdagang batik. Selain itu, untuk memenuhi
permintaan pasar Pak Shodikin harus selalu
larutan HCl. berinovasi dalam motif batik. Agar batik yang ia
buat dapat laku di pasaran.
Larutan HCl di dalam air mengurai menjadi kation
(H ) dan anion (Cl ). Terjadinya hantaran listrik pada
+
-
larutan HCl disebabkan ion H menangkap elektron
+
pada katoda dengan membebaskan gas Hidrogen.
-
Sedangkan ion-ion Cl melepaskan elektron pada
anoda dengan menghasilkan gas klorin. Perhatikan
gambar berikut.
Gambar 9. Ionisasi NaCl
Daya hantar listrik larutan elektrolit ditentukan oleh banyak sedikitnya ion yang terjadi
pada proses ionisasi. Makin banyak ion dalam larutan, makin kuat daya hantar
listriknya. Pada larutan elektrolit kuat, senyawa dalam air akan terionisasi sempurna
dan menghasilkan ion-ion yang banyak. Pada elektrolit lemah senyawa dalam air
terionisasi sebagian menghasilkan ion-ion yang sedikit. Sedangkan pada larutan non
elektrolit senyawa dalam air tidak mengalami ionisasi.
21