Page 36 - MATERI KELAS 6 SEM 1
P. 36

Persembahan  adalah  salah  satu  cara  untuk  meringankan
               pekerjaan  digereja,  seringkali  persembahan  hanya  dipahami

               sebagai  sebuah  aksi  memberi  sejumlah  uang  didalam  ibadah,

               persembahan dipahami dalam satu bentuk yaitu uang dan tidak

               lebih  dari  itu.  Sebenarnya  pemahaman  ini  keliru,  persembahan

               tidak  dibatasi  hanya  dalam  bentuk  uang  atau  materi.  Aksi
               memberi persembahan dalam kekristenan bukan hanya persoalan

               memberi  sejumlah  uang,  tetapi  juga  melibatkan  motivasi,

               harapan, tujuan, dan emosi orang yang memberikannya.

                      Dalam  1  Tawarikh  29:1-30  menggambarkan  sikap  yang
               benar  dalam  memberi  bagi  pekerjaan  kerajaan  Allah  kita  harus

               memiliki:


                     Kesukaan dan komitmen kepada kerajaan Allah (ayat 1 Taw.

                       29:3,17)

                     Kesediaan  untuk  mempersembahkan  diri  dan  milik  kita
                       kepada Allah ayat 1 Taw. 29:5-6)

                     Sukacita yang timbul dari memberi dengan sukarela (ayat 1

                       Taw. 29:9)

                     Pengakuan bahwa apa yang kita peroleh berasal dari Allah

                       (ayat 1 Taw. 29:12)
                     Kerendahan  hati  dan  rasa  syukur  atas  hak  istimewa  untuk

                       ambil bagian dalam maksud kekal Allah (ayat 1 Taw. 29:13-

                       15)

                     Motivasi  memberi  yang  muncul  dari  hati  yang  tulus  dan

                       hidup yang benar (ayat 1 Taw. 29:17)
                     Doa  bahwa  Allah  berkenan  untuk  terus  mengarahkan  hati

                       kita kepada kesetiaan kokoh kepada dia dan pekerjaan-Nya

                       didunia (ayat 1 Taw. 29:18)


                      Dalam  kisah  Tawarikh  semua  orang  terlibat  dalam

               mengumpulkan  persembahan  untuk  pembangunan  Bait  Allah,

               penulis  Tawarikh  menggambarkan  bagaimana  orang  memberi
               persembahan  dalam  jumlah  kecil  dan  besar  dengan  hati  yang

               rela. Cerita dalam Tawarikh adalah cerita tentang anak Raja Daud

               yaitu  raja  Salomo  yang  sedang  membangun  Bait  Allah  di

               Yerusalem.  Bait  atau  rumah  Allah  yang  akan  dibangun  itu
               berukuran  besar.  Pada  waktu  itu,  semua  bangunan  terdiri  dari

               banyak  batu-batu  besar,  logam  mulia  seperti  emas,  perak,

               perunggu  dan  besi.  Semua  bahan-bahan  itu  dikerjakan  dengan

               tangan  manusia,  sebab  pada  waktu  itu,  belu  ada  mesin-mesin
   31   32   33   34   35   36   37   38   39