Page 177 - Negara Kolonial 1854-1942. Panduan penelitian arsip kementerian urusan tanah jajahan. Kepulauan nusantara
P. 177
34 Het Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel
(Departemen Pertanian, Industri Kerajinan, dan
Perdagangan)
Dalam dua dekade terakhir abad ke-19, Hindia dilanda krisis ekonomi. Jumlah penduduk
Indonesia meningkat pesat. Tingkat kemakmuran menurun. Di Troonrede (Pidato tahunan
kerajaan) pada tahun 1901, diberitakan tentang penyelidikan terhadap penyebab ‘mindere
welvaart’ (kemakmuran yang kurang).
Mendahului hasil penelitian itu, pemerintah berusaha sungguh-sungguh memperbaiki
kehidupan ekonomi. Dengan Koninklijk Besluit (Keputusan Raja) tanggal 28 Juli 1904,
Departement van Landbouw (Departemen Pertanian) didirikan (Staatsblad van Nederlandsch-
Indië / Lembaran Negara Hindia-Belanda 1904 no. 380). Prof.dr. Melchior Treub, direktur
Plantentuin (Kebun Raya) di Buitenzorg (Bogor), mengepalai departemen itu (1904-1909).
Departemen baru itu mengambil alih tugas-tugas dari Departement van Binnenlands Bestuur /
BB (Departemen Pemerintahan Dalam Negeri) dan Departement van Onderwijs, Eredienst en
Nijverheid / OEN (Departemen Pendidikan, Ibadah, dan Industri Kerajinan). Departemen BB
selain melepaskan ‘landbouw’ (pertanian) juga ‘veeteelt’ (peternakan) dan ‘paardenfokkerij’
(penangkaran kuda), ‘gouvernementskoffiecultuur’ (budidaya kopi pemerintah), ‘boswezen’
(perhutanan), ‘uitroeiing van schadelijk gedierte’ (pemusnahan hama), dan beberapa tahun
kemudian (Staatsblad van Nederlandsch-Indië 1910 no. 253) pengelolaan ‘vogelnestklippen’
(sarang burung walet), ‘vleermuizengrotten’ (gua kelelawar), dan ‘schildpadeieren’ (telur
penyu). Departemen OEN menyerahkan ‘landbouwonderwijs’ (pendidikan pertanian),
‘visserij’ (perikanan), ‘Plantentuin’ (Kebun Raya), ‘natuurwetenschappelijk onderzoek’
(penelitian ilmu alam), hubungan-hubungan dengan lembaga-lembaga ilmiah, dan penerbitan
44
publikasi bidang-bidang penelitian ilmiah yang tersebut itu.
Peluasan keahlian dan penerapan metode dan teknik baru di bidang pertanian memiliki
prioritas. Anak laki-laki dari keluarga bupati dan dari kelas menengah yang pada saat itu
bermunculan, dilatih menjadi guru pertanian. Sesuai permusyawarahan dengan Departemen
OEN, bidang ‘landbouwhuishoudkunde’ (ilmu tata kelola pertanian) dimasukkan ke dalam
kurikulum pelajaran volksschool (sekolah dasar rakyat) dan Opleidingsscholen voor Inlandse
Ambtenaren (Sekolah Pendidikan untuk Pegawai Pemerintahan Pribumi). Di sana-sini
dibangun lahan demonstrasi, tempat para petani di bawah bimbingan pengawas Indonesia
mendapatkan pengarahan secara langsung. Landbouwvoorlichtingsdienst (Dinas Penyuluhan
Pertanian) bekerja sama dengan Irrigatiedienst van het Departement van Burgerlijke
Openbare Werken (Jawatan Irigasi dari Departemen Pekerjaan Umum Sipil). Para pejabat
pemerintahan dengan pengetahuan mereka yang luas tentang negeri dan rakyat memberikan
advis dan menjadi perantara.
44
Lihat Bab 1, 3, dan 21.
176