Page 3 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 3
Pengantar Redaksi
Pendidikan sering didaku sebagai "aset" bangsa yang pa-
ling berharga. Setiap tanggal 2 Mei di seantero Nusantara, kita
merayakan Hari Pendidikan Nasional, seakan ingin menegaskan
bahwa pendidikan benar-benar merupakan modal buat mem-
bangun negeri ini. Tapi apa lacur, yang terlihat di lapangan ter-
nyata sungguh berbeda, bahkan ironis. Pendidikan yang semula
diharapkan menjadi bekal buat membangun masyarakat
Indonesia Baru yang tercerahkan, justru sebaliknya, menjadi
cobaan yang justru membuat bangsa ini kian terpuruk lebih
dalam.
Bukan tanpa sebab bila kondisi dunia pendidikan kita amat-
lah memprihatinkan. Ada banyak hal yang membuat pendidikan
melenceng semakin jauh dari cita-cita idealnya sebagai wahana
pembebasan dan pemberdayaan. Pertama, kecenderungan pendi-
dikan kita yang semakin elitis dan tak terjangkau rakyat miskin.
Dalam hal ini, pemerintah dituding banyak melahirkan kebijakan
diskriminatif yang justru menyulitkan akses rakyat miskin ke
pendidikan. Kedua, manajemen pendidikan yang masih birokratis
dan hegemonik. Sistem pendidikan yang ada saat ini bukanlah
sistem yang memberdayakan dan populis. Terbukti, berbagai
kebijakan yang lahir tidak mendukung terwujudnya pendidikan
yang emansipatoris karena kebijakan tersebut lahir semata-mata