Page 14 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
P. 14
sebagai kerangka rujukan norma dalam bahasa dalam penggunaanya. Ragam
tidak baku adalah ragam yang tidak didirikan dan dikenal dengan ciri-ciri yang
tidak mengikuti aturan ragam baku. Ciri-ciri ragam baku sebagai berikut:
1) Mantap
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Jika kata rasa ditambahkan
awalan pe-, menjadi perasa. raba ditambahi pe-, akan berubah menjadi
kata peraba. Dengan begitu, berdasarkan kemantapan bahasa, kata rajin
ditambahi pe-, berubah menjadi perajin, bukan pengrajin. Dengan begitu,
jika kita berpegang dengan sifat mantap, kata pengrajin merupakan kata
yang salah. Lepas tangan, pantai, dan landas adalah contoh kemantapan
kaidah pada bahasa baku.
2) Dinamis
Dinamis memiliki arti tidak tetap atau tidak baku. Bahasa baku yang tidak
sesuai adanya huruf mati. Kata langganan memiliki dua makna, Pertama,
yaitu orang yang sering berlangganan dan Kedua, orang yang sering ke
tempat langganan. Karena hal itu, tokonya disebut langganan dan orang
yang sering berlangganan disebut pelanggan.
3) Cemerlang
Ragam baku disebut juga cemerlang atau cendikia. Karena ragam baku
digunakan pada tempat-tempat yang resmi. Bentuk ragam baku ini adalah
orang yang terpelajar. Ragam baku bisa meberikan ilustrasi pada
pemikiran pembicara atau penulis.
Contoh kalimaat yang tidak cendekia adalah sebagai berikut:
a. Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.
b. Rumah sang jutawan yang aneh memiliki dua makna berupa, rumahnya
yang aneh atau sang jutawannya yang aneh. Dengan begitu, kalimat
tersebut tidak memiliki informasi yang jelas. Agar menjadi cemerlang,
kalimat itu harus direvisi dengan:
a. Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual
b. Rumah sang jutawan aneh akan dijual
14