Page 15 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
P. 15
4. Seragam
Ragam baku memiliki sifat seragam. Pada dasarnya, tahap pembakuan
bahasa adalah tahap penyeragaman bahasa. Bisa dibilang, pembakuan
bahasa adalah menemukan titik keseragaman. Pelayanan di dalam kapal
terbang disebut pramugara atau pramugari. Misalnya, ada orang
menyarankan agar pelayanan kapal terbang disebut pembantu udara dan
penyerapan itu seragam, kata itu menjadi kata baku. Tetapi, jika kata
tersebut sampai saat ini tidak disetujui untuk digunakan. Yang muncul
penyebutan dalam masyarakat adalah pramugara dan pramugari.
D. Ragam Tulis dan Lisan
Dalam belajar berbahasa, kita sudah mengenal apa itu ragam lisan dan
ragam tulis. Ragam baku dan tidak baku. Maka dari itu, otomatis akan
menimbulkan ragam lain yaitu, ragam baku tulis dan lisan. Ragam baku tulis
adalah ragam yang secara resmi digunakan dalam buku pelajaran atau buku
lainnya. Pemerintah sedang berupaya menerbitkan buku yang berhubungan
dengan paduan masalah ejaan bahasa Indonesia. Begitupula dengan pedoman
pembentukan istilah, penyediaan kamus, serta susunan bahasa baku bahasa
Indonesia yang merupakan usaha penyeragaman dalam berbahasa.
Lantas, apa yang dimaksud dengan ragam baku lisan? Ragam baku
lisan dilihat dari banyak atau tidaknya penggunaan logat daerah dalam
pengucapannya. Seseorang baru bisa dikatakan berbahasa yang baku setelah
dilihat dari cara bicaranya. Jika cara bicaranya tidak terlalu jelas logat
daerahnya, maka dia sudah bisa mengaplikasikan ragam baku lisan dalam
berkomunikasi.
E. Ragam Sosial dan Fungsional
Bukan hanya ragam lisan dan ragam tulis, dalam berbahasa Indonesia
juga terdapat ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang aturan dan pedomannya
didasari oleh kesepakatan masyarakat dalam lingkungan sosial. Ragam bahasa
yang biasanya digunakan pada saat bersama keluarga atau sahabat, disebut
dengan ragam soasial tersendiri. Bukan hanya itu, ragam sosial juga terkadang
bisa menentukan tinggi rendahnya status sosial itu sendiri, sedangkan ragam
15