Page 16 - MAKALA PRASEJARAH INDONESIA
P. 16

2.5. Sistem kepercayaan dan Peninggalan – Peninggalan Kebudayaan Pada Masa
               Perundagian

               1. Sistem kepercayaan

               Kepercayaan pada masa perundagian merupakan kelanjutan kepercayaan pada masa bercocok
               tanam. Pada masa perundagian, terdapat kepercayaan bahwa arwah nenek moyang mempunyai
               pengaruh besar terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya. ... Orang memuja ruh
               nenek moyang untuk meminta perlindungan.

                     ➢  Anismisme  yaitu  kepercayaan  kepada  nenek  moyang  terhadap  roh  (jiwa)  nenek
                         moyang yaang telah meninggal dan masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia.
                     ➢  Dinamisme  yaitu  paham  kepercayaan  terhadap  benda  –benda  yang  dianggap
                         memiliki kekuatan gaib
                     ➢  Totemisme yaitu paham kepercayaaan yang menganggap suci / memiliki kekuatan
                         supranatural roh binatang tertentu seperti harimau, sapi, ular, dan kucing.
                     ➢  Shamamisme yaitu paham pemujaan terhadap pelaksana upacara ritual, misal dukun
                         /kepala suku
                   3.  Bentuk bangunan masa perundagian
                       berikut peninggalan dan hasil kebudayaan pada masa perundagian:

                       1.  Nekara
                          Nekara  merupakan  semacam  tambur  besar  dari  perunggu  yang  berpinggang  di
                          bagian tengahnya dan sisi atas tertutup. Nekara sering digunakan untuk upacara
                          mendatangkan hujan dan dapat ditemukan di Jawa, Sumatera, Bali, Kepulauan Kei,
                          dan Papua.
                       2.   Moko
                          Moko memiliki bentuk seperti nekara tetapi lebih ramping. Moko dapat ditemukan
                          di Pulau Alor.
                       3.  Kapak Perunggu
                          Kapak perunggu dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan, yaitu kapak corong
                          (kapak sepatu), kapak upacara, dan kapak tembilang atau tajak. Kapak perunggu
                          dapat  ditemukan  di  Sumatera  Selatan,  Jawa  Barat,  Bali,  Sulawesi  Tengah  dan
                          Selatan, Pulau Selayar, dan Papua.
                       4.  Bejana Perunggu
                          Bejana perunggu merupakan bejana yang dibuat dari dua lempengan perunggu yang
                          cembung dan dilekatkan dengan pacuk besi pada sisinya. Bejana perunggu dapat
                          ditemukan di daerah Madura (Asemjaran, Sampang) dan Sumatera (Kerinci).
                          Sekian  penjelasan  mengenai  masa  perundagian,  corak  kehidupan,  ciri,  dan
                          peninggalannya. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL).
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21