Page 4 - MAKALA PRASEJARAH INDONESIA
P. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia yang hidup pada zaman Praaksara sekarang sudah berubah menjadi fosil.
Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia dalam perkembangan terdiri dari beberapa
jenis. Penemuan- penemuan fosil ini banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini di
karenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok dihuni
manusia kala itu.
Penemuan- penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang
ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu. Hewan yang perna hidup dan
bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang
fosil manusia- manusia purba. Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat
dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradaban manusia mulai saat manusia
hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang
ditemukan.
Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke- 19, dimana
mereka tertarik untuk mengadakan penilitian tentang fosil manusia di Indonesia. Itu
sebabnya makala ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai
pengertian manusia purba yang di temukan di Indonesia dan homo sapiens serta
kehidupannya pada masa itu.
Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa praaksara
disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia muncul di permukaan bumi kira-kira 3
juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau glasiasi dalam
zaman yang disebut kala plestosen.
Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal. Karena
belum ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan manusia purba
dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berupa fosil, artefak, abris saus roche,
Kejokken Moddinger dan lainnya.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial, wilayah
Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian
timur menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada persamaan
kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia. Binatang yang
hidup di wilayah Indonesia bagian barat memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup
di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau, banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan
binatang yang hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan dengan binatang yang
hidup di daratan Australia, seperti burung Cendrawasih.