Page 28 - Buku Digital Rahma Dewi 2006101020048
P. 28
dan mengunggulkan derajat bangsa Eropa, misalnya, pemberontakan Diponegoro dan
pemberontakan kaum Padri. Tokoh tersebut oleh bangsa Eropa dianggap pemberontak,
sedangkan Daendels dianggap sebagai figur yang berguna. Tulisan mereka dianggap
sebagai propaganda penjajahan serta pembenaran penjajahan di Indonesia. Padahal,
kenyataannya adalah penindasan. Akan tetapi, ada juga penulis
Eropa yang cukup objektif, misalnya, Dr. Van Leur dengan karya tulisan
Indonesian Trade and Society dan karya Dr. Schrieke, Indonesia Sociological Studies,
yang memaparkan perdagangan dan masyarakat Nusantara. Dasar pemikiran sarjana
Belanda tersebut dirumuskan kembali secara sistematik oleh Dr. Sartono Kartodirdjo
dengan pendekatan multidimensional, yaitu pendekatan dalam penulisan sejarah
dengan beberapa ilmu sosial, ekonomi, sosiologi, dan antropologi.
c. Penulisan sejarah kolonial (historiografi kolonial)
Penulisan sejarah nasional adalah penulisan sejarah yang bersifat Indonesia
sentris, dengan metodologi sejarah Indonesia dan pendekatan multidimensional. Jadi,
penulisannya dilihat dari sisi kepentingan nasional. Historiografi nasional dirintis oleh
Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Dalam historiografi nasional akan terungkap betapa
pedihnya keadaan di zaman pergerakan nasional Indonesia oleh penjajahan barat
sehingga membangkitkan semangat rakyat untuk merdeka. Historiografi nasional juga
akan mengungkapkan bagaimana mengisi kemerdekaan Indonesia yang telah teraih
pada 17 Agustus 1945 itu agar menjadi negara yang maju dan dihormati bangsa lain.