Page 15 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 15

Di perbatasan barat daya Laut Jawa (di sekitar   kondisi yang sulit dihadapi oleh pelaut yang
               Selat Bangka), terdapat ombak yang kuat tetapi  berlayar dengan menggunakan kapal layar dari

               tidak teratur, dan sangat dipengaruhi oleh angin  Surabaya ke Jakarta di musim barat terutama
               muson. Air pasang dari Laut Jawa memasuki Selat  ketika angin bertiup kencang. Namun demikian
               Bangka dan bertemu dengan air pasang lainnya  pelaut  bisa  memanfaatkan  setiap  belokan  sedikit
               yang datang dari Laut Cina Selatan. Arah arus  dari angin barat. Dalam pelayaran itu kapal harus
               air laut sepenuhnya dipengaruhi oleh angin yang  menghindari berlayar di laut  lepas. Jika badai
               bertiup di selat. Selama muson barat, kapal berlayar  datang, pelaut perlu berlindung terlebih dahulu
               dari Lampung dan Palembang ke Pontianak dan  di pelabuhan karena cuaca buruk seperti itu
               kemudian ke pantai selatan  kalimantan.  kapal-  biasanya tidak berlangsung lama. Dapat dikatakan
               kapal itu berlayar pulang selama musim timur laut  bahwa sebagian besar rute pelayaran di sepanjang
               (dari Mei hingga September). Untuk berlayar ke  Pantai Utara Jawa tidak aman di musim hujan.
               Jakarta,  kapal  dapat  menggunakan muson  utara  Namun demikian musim ini digunakan untuk
               selama Januari-April. Selain itu, selama musim  mencapai pulau-pulau di sebelah timur Jawa
               tenggara  pada  bulan  Juni-Agustus  mereka  dapat  yaitu: Bali, Lombok, Timor, dan sebagainya.  Di
                                                                                                      12
               berlayar ke pelabuhan di sepanjang pantai timur  kawasan ini pelayaran selama musim timur lebih

               Sumatra, bahkan ke Singapura, Malaka dan  mudah dan lebih aman daripada di musim barat.
               Penang.  9                                     Namun demikian kapal-kapal yang menggunakan
                                                              mesin tidak menghadapi masalah dengan adanya
                   Sementara itu kapal-kapal yang berlayar di   perubahan musim ini. Pada abad ke-19 pelayaran
               sepanjang  pantai  utara  Jawa  sangat  dipengaruhi   dari Batavia ke Semarang membutuhkan waktu
               oleh angin darat dan laut. Selama musim timur,   sekitar 36 jam dengan singgah di pelabuhan
               kapal yang melakukan perjalanan dari Batavia   Cirebon dan Pekalongan. 13
               ke Surabaya harus memanfaatkan angin darat
               dan laut serta harus berlayar tidak terlalu jauh   Angin muson barat laut dan timur laut tidak
               dari pantai. Jika kapal berlayar dari Jakarta pada  begitu  kuat dan  tidak  teratur terhalangi  oleh
               petang atau malam hari bisa memanfaatkan angin  pulau kalimantan. Hal ini membuat pelayaran di
               darat hingga mencapai daerah Terumbu Cirebon.  perairan Laut Jawa bagian utara lebih aman dan
               Dalam pelayaran kapal harus menjaga setidaknya  bebas dari badai. Pengaruh angin laut dan darat,
               10 mil dari  pantai untuk menghindari Batuan  baik yang berasal dari Sulawesi atau dari Pulau
               Pemalang dan  korowelang serta  karang Bapang  kalimantan juga dominan di sini. Angin darat dari
               sampai mendekati Semarang. Setelah melewati  Sulawesi bertiup selama musin tenggara bulan Juli-

               Semarang, kapal dapat menggunakan angin  September dan angin laut bergerak selama musim
               laut  untuk  mencapai  Surabaya.   Selama muson  angin  barat  laut  oktober  –  April.  Sementara  itu
                                            10
               barat laut, ketika sebuah kapal telah melewati  angin sepoi-sepoi dari  kalimantan berhembus
               pulau-pulau Mandalika, disarankan untuk tidak  selama muson barat laut dan angin laut di musim
               berlayar terlalu dekat dengan wilayah itu, karena  tenggara. Hal ini memungkinkan terjadinya
               arus timur akan membawa kapal dengan cepat  hubungan perdagangan antara Makassar dan
               melewati Selat Surabaya. Jika hal itu terjadi maka  pelabuhan di sepanjang Pantai Barat Sulawesi,
               sebuah kapal layar yang berusaha mencapai Selat  seperti Parepare, Suppa, Majene dan  kaili dan
               Surabaya dapat menghadapi bahaya besar karena  pusat perdagangan di sepanjang pantai tenggara
               harus menghadapi angin barat dan arus yang  kalimantan seperti Banjarmasin, Samarinda,
               berlawanan. 11                                 dan Bulungan. Di pantai selatan  kalimantan,
         14
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20