Page 28 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi - Agunawan Opa
P. 28
Para pragmatis selalu menolak jika filsafat mereka dikatakan
berlandaskan suatu pemikiran metafisik sebagaimana metafisika
tradisional yang selalu memandang bahwa dalam hidup ini terdapat
sesuatu yang bersifat absolute dan berada di luar jangkauan
pengalaman-pengalaman empiris. Dari itu, bagi mereka seandainya
pun realitas adikodrati memang ada, mereka berasumsi bahwa
manusia tidak akan mampu mengetahui hal itu.
Pemikiran ini menunjukkan bahwa epistemology pragmatisme
sepenuhnya berbasis pendekatan empiris: apa yang bisa dirasakan
itulah yang benar. Artinya, akal, jiwa, dan materi adalah sesuatu hal
yang tidak dapat dipisahkan. Sebab hanya dengan mengalamilah
pengetahuan itu dapat diserap. Pengalaman menjadi parameter ketika
sesuatu dapat diterima kebenarannya. Oleh karena itu, para pragmatis
tidak nyaris pernah mendasarkan satu hal kebenaran. Menurut
mereka, pengalaman yang pernah mereka alami akan berubah jika
realitas yang mereka alami pun berubah.
Corak paling kuat dari pragmatism adalah kuatnya pemikiran
tentang konsep kegunaan. Makna kegunaan dalam pragmatisme lebih
ditetapkan pada kebenaran sains, bukan pada hal-hal bersifat
metafisik. Maka, dalam pragmatisme pengetahuan tidak selalu mesti
diidentikkan dengan kepercayaan, tetapi kerap menjadi dua hal yang
sama sekali terpisah. Kebenaran yang mungkin dianggap perlu
dipercayai (to believe) bagi para pragmatis selalu menjadi sesuatu hal
bersifat professional atau pribadi dan itu tidak perlu dikabarkan pada
public. Sedangkan, hal-hal yang dianggap perlu diketahui haruslah
selalu dikabarkan atau didemonstrasikan pada pengamat yang
berkualifikasi dan tak berpihak. Kepercayaan memang ada dalam
pengetahuan meski banyak pula kepercayaan tidak akan ditemukan
siapapun di banyak pengetahuan.
Pandangan-pandangan itu semuanya terangkai oleh konsep
kegunaan dan fungsi pragmatis. Oleh karena itu, para pragmatis kerap
mengungkapkan betapa apa yang kita mesti ketahui keraplah bukan
sesuatu yang mesti kita percayai. Dalam sisi yang lain, sebab konsep
17