Page 34 - Majalah Spectrum Edisi 12
P. 34
31 the story
Gerbong 4
Jika kamu tanya keadaanku, Ya, aku baik- baik saja. Seperti tera-
khir kalinya kamu menyambangiku di stasiun utara kota ini, 2 bulan lalu.
Dan kini giliranku menanyakan bagaimana kabarmu di ufuk timur raya.
Apakah masih sama dengan Surya yang kukenal?
Aku tengah berjalan dalam khir tanpa ada hari esok. Ya,
petang, ketika bulan menyimpulkan sejauh aku berjalan ini, tak jua-
senyum lemahnya sebelum benar-be- pun dapat mengubah masa lalu.
nar tenggelam dalam gulita. Bersama Karena waktu yang lalu tak akan per-
angin, aku menyampaikan perjala- nah menjemput kesempatan-kesempatan
nanku dari awal langkah keluar, di lampau yang terabaikan oleh hal remeh
detik pertama permulaan waktu. yang terprioritaskan.
Manusia memang selalu Semua yang kamu lakukan ada-
meremehkan waktu, namun lupa lah tanggung jawabmu, begitu pula setiap
menyadari bahwa dirinya sendiri tak keputusanmu. Orang lain hanya memban-
akan bisa hidup selamanya dengan tumu. Saat kamu melakukan kesalahan,
waktu yang telah terhitung mengejar mereka mencoba meluruskanmu dengan
batasnya. Allah telah menetapkan ja- berbagai cara. Hanya penerimaanmu saja
tah waktu untuk dunia ini. Kamu yang yang entah bagaimana. Memang sulit me-
masih di sana, di ambang fajar. Caha- nerima semua itu dalam pandangan ter-
ya matahari di timur memang meng- baik. Kamu tak juga berkewajiban mengi-
hangatkan. Ya, dan seolah membawa kuti atau merealisasikan setiap keinginan
ribuan harapan muncul seketika kepa- mereka. Semua orang punya jalannya
da orang- orang yang terpanggil. Lalu sendiri, namun sebuah jalan tak mungkin
dengan yang lain? sebagian masih terbangun tanpa perpaduan unsur yang
terlelap, mengira semua telah bera- saling mengimbangi.