Page 112 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 112

BAB XI


                           DIAGNOSA SEROLOGIS

















                 Diagnosa toksoplasmosis secara klinis sulit ditegakkan karena
            gejalanya  sangat  mirip  degnan  infeksi  penyakit  lain.  Oleh  karena
            itu, untuk menegakkan diagnosa toksoplasmosis, perlu dilakukan
            diagnosa laoratoris yang pada umumnya dilakukan secara serologis.
            Pada saat ini uji ini banyak dilakukan meskipun memiliki kendala

            seperti kurang sensitif, mahal, dan sulit digunakan pada sampel yang
            berjumlah banyak (Tenter et al., 1992). Diagnosa serologis juga telah
            banyak mengalami perkembangan menjadi bermacam-macam uji yang
            didasarkan pada antibodi terhadap T. gondii misalnya uji-uji seperti : uji
            Sabin-Fieldman Test (SFT), Indirect Fluoresence Antibodi Test (IFAT),
            Enzym Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA), Complement Fixation
            Test (CFT), Latex Aglutination Test (LA), Indirect Aglutination Test
            (IHA) dan Direct Aglutination Test (DA) (Gandahusada, 1992; Wilson
            et al., 1990). Melihat pentingnya diagnosis serologis ini, maka perlu

            diketahui karakteristik antigen dan antibodi toksoplasma sebelum
            lebih jauh membahas tentang uji yang akan dilakukan.

            Jenis-Jenis Uji Serologis Toksoplasmosis
                 Uji serologis yang sering dilakukan saat ini, menggunakan
            prinsip untuk mendeteksi adanya zat anti IgM dan IgG di dalam

            serum. Berikut ini jenis uji yang dapat digunakan, yaitu:


                                                  Toksoplasmosis pada Hewan  103
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117