Page 58 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 58
dapat bertahan hingga periode yang lama di dalam daging dan organ,
namun demikian tidak menunjukkan titer antibodi yang berarti. Sapi
menunjukkan gejala demam, kelesuan dan nafsu makan menurun.
Empat minggu setelah sapi tersebut diinfeksi, dapat dideteksi adanya
Toksoplasma dari berbagai organ, akan tetapi segera dieliminasikan
dari tubuh sapi hingga minggu ke 8. Diagnosa yang dilakukan dengan
uji Sabin Feldman (SFT) yang ditujukan untuk melihat aktifitas
antibodi mencapai nilai maksimum pada hari ke 9 - 30. Selanjutnya
pada bulan ke 2 hingga 6 aktifitas tersebut kembali menghilang. Uji
yang dilakukan dengan metode Aglutinasi menunjukkan hasil adanya
titer antibodi dalam waktu yang lebih lama.
Gambaran patologi - anatomi dari sapi yang terinfeksi sangat
sedikit, terutama hanya dijumpai pembengkakan limfa dan nodus
limfatikus. Kondisi yang lebih parah pernah dilaporkan oleh beberapa
peneliti pada anak-anak sapi yang menderita toksoplasmosis dengan
kematian 2 - 6 hari setelah lahir atau lahir dalam keadaan mati. Gejala-
gejala yang nampak pada hewan tersebut adalah demam, kesulitan
bernafas, batuk, menggigil dan gangguan sistim syaraf pusat. Dalam
kondisi alam kasus toksoplasmosis dengan akibat keguguran pada sapi
tidak lagi dijumpai yang kemungkinan besar sapi-sapi tersebut telah
mendapatkan imunitas perolehan. Sehingga suatu pengobatan khusus
pada sapi terhadap toksoplasmosis tidak mutlak diperlukan (Dubey
dan Beattie, 1988). Daging sapi kurang memiliki arti yang penting
bagi sumber infeksi toksoplasmosis pada manusia. Susu sapi yang
di dapat dari peternakan juga jarang dijumpai adanya kontaminasi
akibat toksoplasmosis. Apabila susu sapi tersebut terkontaminasi oleh
oosista toksoplasma, besar kemungkinan parasit tersebut akan mati
dalam proses pasteurisasi (Dubey dan Beattie, 1988).
F. Babi
Infeksi toksoplasmosis pertama kali pada babi dilaporkan oleh
Farrel pada tahun 1952 (Soulsby, 1982). Babi penderita toksoplasmosis
Toksoplasmosis pada Hewan 49