Page 53 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 53
Toksoplasmosis pada anjing yang menyerang sistem respirasi,
gastrointestinal, atau syaraf dan otot dapat memperlihatkan gejala
demam, muntah-muntah, diare, dispnea, dan icterus. Beberapa anjing
yang diduga mengalami toksoplasmosis neuromuskular mungkin
dapat memperlihatkan gejala neosporosis. Infeksi pada myocardium
akibat toksoplasmosis dapat mengakibatkan ventricular arrhythmias,
dyspnea, vomiting, atau diare.
C. Unggas
Infeksi laten Toksoplasma pada unggas diduga dijumpai pada
berbagai jenis burung dan unggas yang dipelihara di rumah. Dari
jenis-jenis unggas yang mungkin dapat terinfeksi adalah: ayam, kalkun,
burung merpati dan itik. Selain itu pada burung kenari dan bangau
pernah juga dilaporkan adanya kematian akibat toksoplasmosis (Dubey
dan Beattie, 1988). Dalam industri peternakan unggas yang dipelihara
secara intensif, kasus infeksi toksoplasmosis jarang dijumpai. Penelitian
yang dilakukan di Jerman misalnya menyebutkan adanya prevalensi
toksoplasmosis pada unggas berkisar 0,4 % dengan gambaran patologis,
ditemukan sista toksoplasma di otak dan otot jantung (Boch, 1980).
Pada unggas terutama burung merpati di Belgia yang dipelihara
secara alami (bebas) terdapat prevalensi serologis yang lebih besar
yaitu 3,2 % positif dari 200 burung merpati yang diperiksa di suatu
kota (Berger, 1966). Kebanyakan unggas mendapatkan infeksi
toksoplasmosis melalui pakan yang tercemar oosista yang bersporulasi.
Infeksi dapat juga diperoleh melalui gigitan dari insekta atau menelan
cacing yang membawa oosista. Lalat dan moluska kemungkinan juga
dapat berperan sebagai vektor bagi penyebaran oosista toksoplasmosis
yang berasal dari kotoran kucing. Sisa-sisa potongan daging yang
tercemar sista toksoplasma yang dimakan ayam, dapat juga menjadi
sumber penularan. Suatu penularan melalui telur belum pernah
ditemukan (Biancifiori et al., 1986). Infeksi laten toksoplasmosis pada
unggas, tidak dijumpai adanya gejala spesifik toksoplasmosis.
44 Toksoplasmosis pada Hewan