Page 8 - musik xi
P. 8
E-BOOK SENI BUDAYA (SENI MUSIK-MUSIK BARAT) 2020
Oktaf sangat penting dalam musik karena merupakan interval nada
pertama dan terakhir dari suatu tangga nada yang paling banyak digunakan
saat ini dalam sistem tangga nada diatonis. Tangga nada tersebut terdiri atas 7
(tujuh) nada sebagai basis musik dari kebudayaan Barat sejak berabad-abad
yang lalu. Namun dalam perkembangannya, 7 (tujuh) nada tadi ditambah
dengan 5 (lima) nada sehingga keseluruhannya menjadi 12 (dua belas) nada
dalam satu oktaf. Pada musik non-Barat atau disebut tangga nada nondiatonis
lazim pula disebut tangga nada pentatonis satu oktaf dapat mengandung lebih
banyak nada, sampai mencapai 25 (dua puluh lima) nada. Interval nada
terendah dan tertinggi yang mungkin dicapai oleh suara manusia atau alat
musik disebut jangkauan nada. Piano, misalnya, memiliki jangkauan lebih dari
tujuh oktaf. Suara laki-laki dan wanita sebenarnya memiliki jangkauan yang
berbeda satu oktaf. Jika disusun sebuah pola, susunan nada dari yang paling
rendah sampai yang paling tinggi akan membentuk tangga nada. Tangga nada
itu secara berjenjang membentuk oktaf. Frekuensi masing-masing nada
ditetapkan dengan aturan tertentu untuk memudahkan sistem tangga nada.
Nada a natural yang dalam notasi angka diberi lambang 6 (la) memiliki
frekuensi 440 Hz. Sebagai patokan, kita dapat menggunakan alat pembidik
nada yang dinamai garpu tala. Garpu tala memiliki frekuensi tetap yang
setinggi dengan nada a (la) natural. Jika nada a adalah 440 Hz, berapakah
frekuensi nada-nada lainnya? Cara menentukannya adalah dengan patokan
perbandingan interval sebagai berikut.
c d e f g a b c1
24 27 30 32 36 40 45 48
Dengan model perbandingan seperti ini dapat diketahui frekuensi nada-
nada yang lain. Sebagai contoh, mari kita cari berapa frekuensi nada c! Ikuti
cara berikut!
Diketahui frekuensi nada a = 440 Hz,
perbandingan interval nada c dan nada a = 24 : 40
maka, c : a = 24 : 40
c : 440 = 24 : 40
40c = 440 x 24
c = (440 x 24) : 40 = 264 Hz
Jadi, nada c berfrekuensi 264 Hz.
LESTARIKAN BUDAYA Page 7