Page 44 - E-module Berbasis Problem Based Learning Materi Keanekaragaman Hayati dan Protista
P. 44

Gambar 13. Populasi Bison sp. menjadi punah diakobatkan oleh eksploitasi berlebihan (Campbell, 2010)

             Penyebab utama eksploitasi berlebihan adalah hilangnya atau rusaknya habitat suatu spesies. Ketika spesies
        asli di rusak atau di hilangkan, maka spesies asli akan punah. Salah satu contohnya yaitu: perusakan habitat hujan
        tropis yang merupakan ancaman serius bagi keanekargaman hayati. Ingatlah bahwa daerah tropis memiliki tingkat
        keanekaragaman hayati yang tinggi, dimana lebih dari separuh tumbuhan dan hewan hidup di daerah hutan hujan

        tropis.  Para ahli  biologi  konservasi  banyak  menggunakan  peralatan  genetika molekuler  untuk  melacak asal  usul
        jaringan yang diambil dari spesies yang terancam punah. Misalnya, yaitu:
        1)   Samuel  Wasser  dan  teman-temannya,  di  University  of  Washington,  yang  menciptakan  peta  referensi  DNA
           untuk  gajah  Afrika  dengan  menggunakan  DNA  yang  diisolasi  dari  kotoran  gajah.  Caranya  yaitu  dengan
           membandingkan peta referensi DNA dengan DNA yang diisolasi dari sampel kecil gading yang diambil secara
           legal  maupun  tidak,  Samuel  Wasser  dan  teman-temannya  dapat  menentukan  dimana  gajah  Afrika  dibunuh

           dalam jarak beberapa ratus kilometer.
        2)  Serupa dengan itu, penelitian dari C. S. Baker, di University of Auckland, dan S. R. Palumbi, di University of
           Hawai, menggunakan analisis filogenetis DNA mitokondria (mtDNA) yang dapat menunjukkan bahwa sebagian
           daging paus yang dijual di pasar ikan Jepang berasal dari spesies yang ditangkap secara legal, termasuk paus
           sirip dan paus bungkus yang terancam punah.

        4.  Eutofikasi
                                                                                                  3-
              Eutofikasi  merupakan  masalah  lingkungan  hidup  yang  diakibatkan  oleh  limbah  fosfat  (PO 4 ),  khususnya
        dalam ekosistem air tawar. Kondisi eutrofikasi sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro, untuk
        berkembangbiak  dengan  pesat  (blooming)  akibat  ketersediaan  fosfat  yang  berlebihan  serta  kondisi  lain  yang
        memadai. Hal ini bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang
        menjadi semakin meningkat (Lihat Gambar 14). Banyaknya eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang bertebaran

        di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini (Lihat Gambar 14). Akibatnya,
        kualitas  air  di  banyak  ekosistem  air  menjadi  sangat  menurun.  Rendahnya  konsentrasi  oksigen  terlarut,  bahkan
        sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik
        sehingga  akhirnya  mati.  Hilangnya  ikan  dan  hewan  lainnya  dalam  mata  rantai  ekosistem  air  menyebabkan
        terganggunya  keseimbangan  ekosistem  air.  Permasalahan  lainnya,  cyanobacteria  (blue-green  algae)  diketahui

        mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Algal bloom juga menyebabkan
        hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi





            23
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49