Page 19 - E-Modul Sistem Peredaran Darah Manusia
P. 19

yang  dilakukan  dari  monyet  rhesus  (Rhesus  macaccus)  ke  kelinci

                         menyebabkan  reaksi  dengan  sebagian  besar  sel  darah  merah  manusia.

                         Tidak  jauh  dari  sistem  ABO,  golongan  darah  Rhesus  ini  juga
                         menggolongkan  darah  seseorang  berdasarkan  adanya  antigen  tertentu  di

                         dalam  darah.  Antigen  yang  digunakan  untuk  menggolongkan  darah

                         berdasarkan  Rhesus  disebut  sebagai  antigen  D.  Secara  sederhana  jika
                         seseorang  memiliki  antigen  D  di  dalam  darahnya,  maka  orang  tersebut

                         termasuk  Rhesus  positif  (Rh+).  Sebaliknya,  jika  seseorang  tidak  memiliki
                         antigen D, maka orang tersebut termasuk Rhesus negatif (Rh-).

                             Meskipun  penggolongannya  lebih  sederhana,  namun  ternyata
                         perbedaan  Rhesus  tidak  dapat  diabaikan  begitu  saja.  Orang  dengan  Rh-

                         tidak bisa menerima donor dari Rh+. Hal ini disebabkan karena darah Rh

                         cenderung  akan  membuat  antibodi  terhadap  antigen  D,  sehingga  akan
                         menolak  adanya  antigen  D  di  dalam  darahnya.  Orang  dengan  Rh-  harus

                         menerima darah dari orang Rh- juga. Sayangnya, jumlah orang dengan Rh-
                         di dunia ini sangat sedikit, sehingga pasokan darahnya pun terbatas.

                             Selain itu, golongan darah Rhesus ini juga wajib diperhatikan bagi ibu
                         hamil.  Seorang  ibu  dengan  Rh-  jika  mengandung  anak  dengan  Rh+,

                         kemungkinan  darah  sang  ibu  akan  membentuk  antibodi  akibat  darah

                         anaknya  mengandung  antigen  D.  Antibodi  ini  dapat  masuk  ke  dalam
                         plasenta  janin,  sehingga  akan  menyebabkan  reaksi  penggumpalan

                         terhadap  darah  bayinya.  Kelainan  ini  disebut  sebagai  eritroblastosis

                         foetalis.
                   6.  Transfusi Darah

                            Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang kepada orang
                       yang  memerlukan.  Orang  yang  memberi  darah  disebut  donor,  sedangkan

                       orang yang menerima darah disebut resipien. Dalam prosedur transfusi darah,
                       donor  harus  memperhatikan  jenis  aglutinogen  (antigen)  yang  dimilikinya.

                       Sedangkan,  pada  resipien  yang  perlu  diperhatikan  adalah  aglutininnya

                       (antibodi).
                            Bertemunya  aglutinin  β  dengan  aglutinogen  B  akan  mengakibatkan

                       pembekuan  darah.  Sehingga,  orang  dengan  golongan  darah  A  tidak  bisa
                       mendonorkan  darahnya  untuk  seseorang  dengan  golongan  darah  B.  Begitu

                       juga  dengan  sebaliknya.  Seseorang  dengan  golongan  darah  O  dapat
                       mendonorkan  darahnya  ke  semua  golongan  darah,  disebut  sebagai  donor

                                                                                                                   15
                 Modul Pembelajaran Biologi SMA Kelas XI
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24