Page 16 - Modul Teknologi Perkantoran
P. 16
Hal inilah yang mengilhami para pengembang aplikasi perangkat lunak untuk
mengembangkan suatu aplikasi yang memungkinkan seorang pengguna melakukan apapun
layaknya berada dalam sebuah kantor virtual atau biasa kita sebut sebagai virtual office. Dalam
perjalananya penggunaan virtual office sangat banyak kendalanya, mulai dari sulitnya
menggabungkan banyaknya account yang terpisah-pisah dalam berbagai modul hingga kebutuhan
infrastruktur seperti kebutuhan akan server yang bekapasitas besar dan kebutuhan akan besarnya
bandwidth untuk mengakses aplikasi virtual office.
Aplikasi komersial pertama dari kantor
virtual terjadi pada tahun 1994, ketika Ralph
Gregory mendirikan “Kantor Virtual, Inc.” di
Boulder, Colorado. Awalnya, virtual office
dimaksudkan untuk membantu pekerja secretariat
dan administrative (clerical), tetapi kemampuannya
untuk memudahkan komunikasi formal dan
informasi dengan orang-orang di dalam dan di luar
perusahaan menarik para manager dan professional sebagai pemakai. Semua pemakai kantor
virtual ini menggunakan untuk meningkatkan produktifitas mereka.
Kantor Virtual timbul sebagai upaya untuk mewujudkan efisiensi kerja yang berujung pada
penekanan biaya (cost reduction) yang salah satunya adalah pengurangan penggunaan lingkungan
kantor secara fisik. Sebuah kantor virtual dapat memberikan penghematan yang signifikan dan
fleksibilitas dibandingkan dengan menyewa ruang kantor tradisional. Kantor virtual merupakan
implementasi dari upaya otomasi perkantoran (office automation) yang bertujuan membantu
pemilik atau karyawan perusahaan untuk meningkatkan produktifitas kerja. Keberadaan kantor
virtual seorang pemilik atau karyawan persahaan dapat “datang” ke kantor secara cepat yang
sebetulnya, kedatangan dan kepergian tersebut berlangsung secara virtual yang tidak secara fisik
datang dan hadir di lingkungan kantor.