Page 3 - Pertemuan 6
P. 3
6. Tulislah salah satu contoh berkaitan dalam masyarakat atau negara
bahwa banyak orang yang sudah tumpul suara hatinya!
7. Jelaskan dampaknya bagi masyarakat atau negara kita akibat suara hati
yang tumpul!
Penjelasan / Rangkuman
A. Hati nurani sendiri dapat diartikan secara luas dan secara sempit.
Arti luas: dalam arti luas hati nurani berarti kesadaran moral
yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia. Keinsyafan
akan adanya kewajiban.
Arti sempit: hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral
di atas dalam situasi konkret seperti yang dialami Boy dalam
kisah cerita di atas. Suara hati yang menilai suatu tindakan
manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampi
sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru.
B. Suara hati adalah suara Allah, maka melawan suara hati berarti
melawan Allah. Agar kita setia pada kehendak Allah kita perlu
bersatu dengan Roh Kudus dan mengandalkan kekuatannya.
C. Kerja suara hati dapat ditinjau dari berbagai segi:
1. Segi waktu:
Hati nurani dapat berperan sebelum suatu tindakan dibuat.
Biasanya, hati nurani akan menyuruh kalau perbuatan itu
baik dan melarang kalau perbuatan itu buruk.
Hati nurani dapat berperan pada saat suatu tindakan
dilakukan. Ia akan terus menyuruh jika perbuatan itu baik
dan melarang jika perbuatan itu buruk atau jahat.
Hati nurani dapat berperan sesuda h suatu tindakan dibuat.
Hati nurani akan “memuji” jika perbuatan itu baik dan hati
nurani akan membuat kita gelisah atau menyesal jika
perbuatan itu buruk atau jahat.
2. Segi benar- tidaknya:
Hati nurani benar, jika kata hati kita cocok dengan norma
objektif.
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyebutkan contoh: menolong orang yang sedang
musibah.
Hati nurani keliru, jika kata hati kita tidak cocok dengan
norma objektif.
3. Segi pasti- tidaknya
Hati nurani yang pasti, artinya, secara moral dapat di
pastikan bahwa hati nurani tidak keliru.
Hati nurani yang bimbang, artinya, masi ada keraguan.
D. Penyebab tumpulnya suara hati berikut ini:
Orang yang bersangkutan tidak biasa menghiraukan hati
nuraninya.
Orang yang selalu bersifat ragu-ragu atau bimbang.
Pandangan masyarakat yang keliru. Misalnya: riba dianggap
biasa!
Pengaruh pendidikan dalam lingkungan keluarga atau
lingkungan lainnya.