Page 44 - Misteri di Hutan Rimba
P. 44

“Engkau ibuku? Ah, tidak mungkin. Aku tidak pernah

            mengenalmu.  Ibuku bukan  engkau,  tetapi  ...”  kata  Siti
            Partinah terputus.

                  “Ya, ibumu  berwujud  seekor  kerbau.  Akan tetapi,

            wujud itu bukanlah yang sebenarnya. Wujud itu akibat guna-
            guna  perempuan  jahat  yang  merasa  iri kepadaku  karena
            bersuamikan sultan. Sekarang pengaruh jahat guna-guna itu
            telah berakhir. Anakku, inilah wujud ibumu sesungguhnya.

            Kemarilah, Nak!”

                  “Oh,  Ibu!” seru Siti Partinah seraya melompat  dan
            kemudian memeluk perempuan tua itu.


                  Mereka berpelukan dalam kebahagiaan dan keharuan
            yang sangat dalam. Air mata keduanya mengalir makin lama
            makin  deras.  Mereka  duduk  dan  saling  mendekap  dalam

            keharuan.

                  “Anakku Partinah,”  kata  perempuan  tua  itu  seraya
            melepaskan  pelukannya.  “Sesungguhnya  aku  ini seorang

            permaisuri dari salah satu sultan di Sumbawa ini.”

                  “O, ya?”


                  “Dua puluh tahun yang lalu, aku dilamar oleh seorang
            sultan.  Kami lalu  menikah dan aku diangkat  sebagai
            permaisuri.  O, betapa  bahagianya aku. Suamiku teramat






                                         37
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49