Page 83 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 83
Karena koran ini selalu menerompetkan suara-suara ke-
ras yang bernada non-kooperasi, pemerintah Hindia Belanda
selalu waspada dan bertindak cepat agar suara-suara non-·
kooperasi tersebut tidak meluas. Akibatnya H. Siregar ·selalu
berurusan dengan polisi.
PBI adalah partai yang mau bekerja sama atau, koope-
rator.4 1
e. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Pada tahun 1934 salah seorang tokoh PBI di Kota Baru
(Kalimantan Selatan) pindah ke Samarinda yaitu Rustam
Effendi. 4 2 Pengurus cabang PBI di Samarinda direorganisasi.
Rustam Effendi duduk sebagai Ketua, Wakil Ketua adalah
Achmad Noor (sebelumnya Sekretaris). Dalam tahun 1934
itu M. Rasyad bekas anggota Partindo Surabaya pindah ke
Samarinda. Ia menggabungkan diri dengan PBI. PBI cabang
Samarinda makin bersemangat, anggotanya makin bertambah.
Dalam tahun 1935 PBI dilebur dengan beberapa organi-
sasi lainnya menjadi Partai Indonesia Raya sejalan dengan ke-
bijaksanaan pengurus pusat PBI di Jakarta. Pengurus cabang
Parindra Samarinda disusun kembali. Ketuanya tetap Rustam
Effendi (Ketua PBI) dan wakil ketuanya H. Arief Rachim se-
dang Achmad Noor kembali menjadi Sekretaris.
Sebagai wadah pembentukan kader dibuka Gerakan Ke-
panduan _Suryo Wirawan. Papndra giat pula di bidang pendi-
dikan, antara lain membuka kursus pemberantasan buta huruf
·dan pendidikan politik. Pada tahun 1936 didirikan pula
Menhak School setingkat HIS untuk menyaingi sekoiah yang
didirikan pemerintah Hindia Belanda.
M. Hoesni Thamrin, anggota Volksraad (Dewan Rakyat),
salah seorang pengurus besar Parindra brkunjung ke Kaliman-
tan Timur pada tahun 193 7. Sehubungan dengan itu diadakan
41. Ibid, halaman 40
42. Ibid, halarnan 50
74