Page 32 - Sistem Skeletal
P. 32
MEKANISME KERJA OTOT
Agar sel otot dapat berkontraksi, tentu dibutuhkan makanan khusus. Makanan itu berupa
energi dan ion Ca2+. Energi kontraksi otot berupa ATP (adenin trifosfat), yang diperoleh
secara aerob dan anaerob. Saat anaerob, dalam sel otot terjadi dua proses yaitu penguraian
fosfat kreatin dan fermentasi. Sedangkan saat aerob, dalam sel otot terjadi proses respirasi
seluler. Saat otot berelaksasi/istirahat, kreatin mengikat fosfat sehingga terbentuklah fosfat
kreatin yang banyak mengandung energi. Pelepasan fosfat disertai dengan pelepasan energi
kerapkali terjadi pada pertengahan pergeseran filamen. Karena itu, proses ini merupakan
cara tercepat dalam pemenuhan kebutuhan energi untuk kontraksi otot. Energi yang
diperoleh ini tidak bisa digunakan secara langsung, namun harus diubah terlebih dahulu.
ADP ATP
Pospat kreatin Kreatin
Untuk proses fermentasi, energi dihasilkan dari glukosa yang diuraika n menjadi asam laktat.
Prosesnya sebagai berikut.
ADP ATP
Glukosa asam Laktat
Apabila asam laktat hasil fermentasi banyak tertimbun dalam serabut- serabut otot, maka
fungsi enzim yang bekerja dalam sitoplasma kemungkinan terganggu. Ini terjadi karena
sitoplasma bersifat asam.bKemudian, jika kejadian ini dibiarkan berlangsung terus menerus,
otot kita dapat mengalami kejang/kram dan kelelahan. Adapun untuk proses respirasi sel,
energi yang dibentuk berlangsung di dalam mitokondria. Di dalam sel otot, tersimpan
glikogen dan lemak yang merupakan sumber ATP terbesar saat otot berkontraksi. Bahasan
ini akan lebih lengkap dibahas, saat kita mempelajari bab metabolisme sel. Sementara
reaksi yang terjadi saat terjadi respirasi sel, secara singkat dapat digambarkan dengan
persamaan berikut.
ADP ATP
Glukosa + O2 CO2 + H2O
Sistem Gerak Manusia 25