Page 13 - PROJECT UAS SISTEM REPRODUKSI_Neat
P. 13

Sistem Reproduksi Pria








          Alat Reproduksi Luar

          Penis
          Penis terdiri dari bagian akar, badan, dan glans penis. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya
          semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi),
          kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis. Penis
          digunakan untuk mentransfer sperma ke dalam vagina. Ujung distal penis mem-besar disebut
          glans, bagian ini ditutupi oleh kulit yang terpisah dinamakan prepuse. Secara internal penis
          disusun oleh tiga jaringan masa silindris yang diikat bersama-sama oleh jaringan fibrosa. Dua
          masa di bagian dorsolateral disebut corpora cavernosa penis dan masa yang lebih kecil di
          bagian midventral disebut corpus spongiosum penis. Ketiga jaringan tersebut mengandung
          banyak sinus-sinus pembuluh darah dan dapat berereksi.
          Skrotum
          Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Bertindak
          sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal,
          testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot
          kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinga testis
          menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke
          tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat). Dari luar skrotum nampak seperti sebuah kantung
          kulit yang dipisahkan ke arah lateral oleh sekat tengah yang disebut rafe. Sedangkan di bagian
          dalam skrotum ini dipisahkan oleh suatu sekat (septum) menjadi dua buah kantung yang
          masing-masing berupa sebuah testis.


     Kontrol      Hormonal        pada      Sistem

     Reproduksi Pria
     Ada sejumlah hormon yang berperan dalam
     sistem reproduksi pria terutama saat proses
     pembentukan     sperma. Di    bawah    kontrol
     hipotalamus,   sebuah    hormon    dikeluarkan
     untuk merangsang hipofisis anterior. Hormon
     yang disekresikan hipotalamus yakni hormon
     gonadotropin. Hormon ini merangsang hipofisis
     anterior untuk menghasilkan hormon LH
     (Luitenizing Hormone) dan hormon FSH (Follicle
     Stimulating     Hormone).      Hormon       LH
     menstimulasi      sel-sel    Leydig      untuk
     menyekresikan hormon testosteron. Hormon
     testosteron ini berfungsi saat spermatogenesis,
     pematangan     sperma,    dan    pertumbuhan                Gambar 2. Sistem reproduksi pria
     kelamin sekunder pada pria. Sementara itu,                         Sumber: kumparan
     hormon FSH berperan merangsang sel-sel
     sertoli  dalam   tubulus   seminiferus   untuk
     mengubah sel-sel spermatid menjadi sperma
     saat terjadi spermatogenesis.
                                                           Sistem Reproduksi                          6
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18