Page 10 - FORTUGA_vol 2
P. 10
Sebanyak 81.16% masyarakat Indonesia dijual tanpa memperhatikan manajemen
tidak memilah sampah. Sementara itu, sampah produknya.
10.09% masyarakat yang sudah memilah
sampah, tapi sampah itu lalu dicampur Sementara circular economy merupakan
lagi ketika diangkut. Hanya 8.75% sampah suatu produk yang sudah menjadi
yang terpilah kemudian dimanfaatkan atau sampah bisa diubah menjadi material
didaur ulang. Riset ini dipaparkan oleh BPS (bahan baku produksi), bukan hanya
(Badan Pusat Statistik) tahun 2014. sekedar menciptakan produk, tapi
mempertahankan itu menjadi
Di dalam Jurnal “Plastic Waste Input from sebuah material terus
Land to the Ocean” yang diterbitkan oleh menerus.
Jenna R. Jambeck dan rekan-rekannya
dari University of Georgia, Indonesia
menempatkan peringkat ke 2 setelah China
dari 192 negara lainnya sebagai negara
penghasil dan penyumbang sampah plastik
terbanyak ke lautan. Jurnal tersebut dimuat
dalam Science Vol. 347, Issue 6223 pada
13 Februari 2015.
Pengelolaan sampah yang salah bisa
berdampak buruk bagi manusia dan Beberapa
lingkungan. Tidak hanya berdampak pada sampah jenis
estetika saja, tapi juga bisa berdampak tertentu dapat
pada kesehatan manusia. Lingkungan yang diolah kembali
penuh dengan sampah yang tidak dikelola menjadi bahan
dengan baik akan berdampak buruk bagi baku produksi,
kualitas kesehatan manusia. sehingga sampah
yang dikirim ke TPA
Sebagai inisiator ICEF (Indonesia Circular menjadi berkurang
Economy Forum), Sano menjelaskan banyaknya. Contohnya,
perbedaan dari circular economy dan linear sampah-sampah plastik dapat
economy. Linear ekonomi merupakan pola dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku
yang fokus menciptakan produk untuk pembuatan plastik baru. Tentunya,setelah
melewati beberapa proses.