Page 16 - MODUL SISTEM EKSKRESI_5C
P. 16

Hasil  akhirnya  adalah  bagaimana  urin  diproduksi  dan  bagaimana  tubuh  menjaga



           keseimbangan tingkat pH, keasaman, dan alkalinitas dalam tubuh.







































                                                                                              Gambar 6. Proses pembentukan urine
                                                                                                    Sumber : Sarah Nafisah, 2020




               2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Urine



                       Produksi urine yang dikeluarkan oleh manusia berbeda-beda jumlahnya. Hal tersebut



               dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:







               a. Antidiuretik Hormon (ADH)



                                 Antidiuretik  Hormon  atau  yang  sering  disingkat  ADH.  Hormon  ADH  merupakan



               hormon yang membantu mempermudah dalam penyerapan airdari tubulus distal ke duktus



               collecting.  Hormon  ADH  memiliki  peran  menjaga  keseimbangan  konsentrasi  air  dalam



               tubuh. Hormon ADH yang akan dialirkan bersama darah yang mengakibatkan permeabilitas



               pembuluh darah meningkat pada saat konsentrasi air dalam darah menurun sehingga yang



               terjadi  adalah  air  diserap  kembali  dan  menyebabkan  urin  yang  terbentuk  lebih  sedikit.



               Sebaliknya,  Hormon  ADH  yang  akan  dialirkan  bersama  darah  akan  mengakibatkan



               penyerapan  air  di  pembuluh  distal  berkurang,  pada  saat  konsentrasi  air  dalam  darah  lebih



               tinggi sehingga yang terjadi adalah menyebabkan urin yang terbentuk lebih banyak dan lebih


               encer.








               b.Jumlah Konsentrasi Hormon Insulin



                       Hormon insulin berperan sebagai pengontrol kadar glukosa dalam tubuh. Kadar gula



               yang tinggi dapat membuat viskositas darah menjadi lebih kental sehingga lebih sulit untuk



               diserap  dan  akibatnya  akan  mengganggu  proses  penyerapan  kembali  (reabsorpsi)  pada



               tubulus distal sehingga sering mengalami buang air kecil.

























            12
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21