Page 41 - Bismillah Bahan Ajar Bu Ernawati
P. 41
37
Kapten : “Baik, tetapi serahkan semua yang kamu bawa”!.
Penjual ikan : “Tidak bisa tuan jangan seenaknya, apa tuan pikir kebebasan dan
kemerdekaan hanya milik orang-orang yang berkuasa seperti
tuan,?? Jangan menghina kemerdekaan”!!
Kapten : “Apa katamu”?? (menodongkan senjata)
Penjual ikan : “Tidak akan kami jual harga diri kami hanya karena ingin
menjadi budak musuh sampai titik darah penghabisan!!! sekali
berarti sesudah itu, MATI hahahaha (meniru gaya Belanda)”
(Kapten pun menembaknya suasana tiba-tiba hening)
Kapten : “Lihat lihatlah semuanya disini yang melihat aku telah
membunuhnya (mendekati koprul dan menodongkan senjata di
kepalanya) kamu Kopral jika melawanku kau juga akan kubunuh
hahahahah....”!
(meninggalkan tempat dan penjual ikan yang sekarat berlumuran
darah)
Adegan 4
Kediaman Raja
Bunyi desing peluru gaduh di mana-mana semua rakyat panik perangan terjadi
pertumpahan darahpun tak terelakan lagi tiba-tiba masuklah warga, ia datang hendak
melapor bahwa ada rakyat yang mati tertembak oleh Belanda.
Rakyat : “Puang puang rakyat kita tertembak puang bagaimana ini???
Cicci : “Ada apa, .ada apa ini? Puatta Maradia sementara sembahyang”.
Rakyat : “Rakyat… Rakyat.... ada yang tertembak...”
Cicci : “Hah... siapa yang menembaknya”??
Rakyat : “Belanda yang menembaknya”.
Cicci : “Kurang ajar kau Balanda puang harus tahu berita ini”! (Cicci
pun masuk dan berpapasan dengan puang maradia)
Raja : “Ada apa ini.. ada apa”??
Cicci : “Rakyat ada yang tertembak puang”!
Raja : “Siapa yang menembaknya”!
(Koor) : “Belanda”!!!!
Raja : “Rupanya Belanda telah mendekat, (berteriak dengan lantang)
Cicci! Siapkan seluruh wargaku untuk berperang”!
Cicci : “Siap Puang.. “!!!!
Rakyat 2 : “Puangku, belanda mengatakan ingin menurunkan bendera
merah putih yang telah berkibar di tanah ma ndar ini”.
Raja : “Wahai semua rakyatku dengarlah! (mengambil tongkat bendera
sambil mengacungkan tangan ke depan) jika tubuhku terkapar
dan bersimbah darah barulah bendera dapat turun, jika mata
hitamku telah berpisah dengan mata putihku barulah Belanda
boleh menurunkan bendera itu (menunjuk ke arah bendera Merah
putih)
Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
37