Page 13 - E-MODUL S. PERNAPASAN MANUSIA (INK DAN PBL)
P. 13

2.  Kajian Ilmiah Tentang Isyarat Ilmiah yang Terdapat Pada QS. Al An’am 125


                                                                                           َّ
                                                َ َ اوَّسلا َ ىِف َ َ ُدَّعَّصٌ َ اوًَّاَك َ َ  اًجسح َ َ  اًقٍَّض َ َ  ٍزْدص َ َْلعجٌ َ ْ َ  َ َل ِ ضٌُْ  َ َْىَا َ  َ ْدسٌُْ  َْ ي َ  َهّ
                                                  َ ِء
                                                                َ َ
                                                                                َ َ
                                                                      َ
                                                                                                    ِ
                                                                                                        َ َ
                                                                                      َ
                                                                           ِ
                   Artinya:  “Dan  barangsiapa  dikehendaki-Nya  menjadi  sesat,  Dia  jadikan  dadanya
                             sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit.”

                       Pengibaratan  dada  yang    sesak  seperti  mendaki  ke  langit  secara  ilmiah
                   menunjukkan konsep tekanan udara. Dimana menurut BMKG (Badan Meteorologi,
                   Klimatologi dan Geofisika) tekanan udara adalah suatu tenaga (gaya) yang bekerja
                   pada  molekul-molekul  udara  per  satuan  luasan  kolom  yang  terjadi  akibat  adanya
                   gaya gravitasi.
                       Tekanan  udara  sifatnya  berbanding  terbalik  dengan  ketinggian  suatu  tempat.
                   Konsep tersebut digambarkan dalam buku karya Douglas C. Giancoli yang berjudul
                   Physics Principles and Applications   bahwa tekanan udara di dalam kabin  pesawat
                   saat  penerbangan  lebih  rendah  daripada  tekanan  udara  saat  di  permukaan  laut
                   normal, hal itu dibuktikan oleh sensasi di telinga saat pesawat turun hingga kabin
                   pesawat  mencapai  tekanan  udara  normal.  Jika  sebelum  penerbangan  pesawat
                   dibuka  dalam  keadaan  tekanan  udara  normal,  maka  tekanan  di  dalam  pesawat
                   adalah tekanan udara biasa selama penerbangan, sedangkan tekanan di luar lebih
                   rendah dari itu. Perbedaan tekanan menyebabkan gaya dari dalam ke luar, sehingga
                   isinya seolah-olah bisa dipaksa keluar.
                        Semakin tinggi elevasi suatu tempat dari permukaan laut maka semakin
                   rendah tekanan udaranya. Hal tersebut disebabkan karena partikel udara terpusat
                   pada  daerah  yang  memiliki  elevasi(ketinggian)  yang  rendah  karena  tarikan  gaya
                   gravitasi  sehingga  pada  daerah  yang  memiliki  elevani  yang  tinggi,  kandungan
                   partikel  udara  dalam  satuan  kolomnya  lebih  ringan  dibandingkan  daerah  yang
                   mempunyai elevasi rendah. Jadi,  tekanan udara akan lebih rendah pada daerah yang
                   memiliki elevasi lebih tinggi karena partikel udaranya yang semakin berkurang dan
                   kekuatan  gaya gravitasinya pun berkurang. Akibatnya ketika kita berada di daerah
                   ketinggian, dada akan mengalami sesak saat bernapas karena kadar oksigen didalam
                   udara semakin berkurang.
                       Realita  menunjukkan  keberadaan  manusia  kurang  dari  10  ribu-25  ribu  kaki
                   kemungkinan  masih  bisa  bernapas  tetapi  tidak  berproses  secara  normal  karena
                   terlalu  sempit.  Disini  bisa  kita  bayangkan  lalu  bagaimana  keadaan  pernapasan
                   melibihi  diatas  25  ribu  kaki?  Tentulah  sulit  dan  kemungkinan  bisa  menyebabkan
                   kematian.












                                                        11
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18