Page 207 - Kelas X Sejarah Indonesia BS press
P. 207

kemudian diasingkan ke Banda, dan seterusnya dipindahkan
                       ke Menado.

                        f. Kerajaan Islam di Sumatra Barat
                            Islam di daerah Lampung tidak akan dibicarakan karena
                       daerah  ini  sudah  sejak awal  masuk kekuasaan  Kesultanan
                       Banten,  karena itu  yang  akan  dibicarakan  pada bagian  ini
                       ialah Kerajaan Islam di Sumatra Barat. Mengenai masuk dan
                       berkembangnya Islam di  daerah  Sumatra Barat masih  sukar
                       dipastikan.  Berdasarkan  berita Cina dari  Dinasti  T’ang  yang
                       menyebutkan sekitar abad ke-7 (674 M) ada kelompok orang-
                       orang  Arab  (Ta’shih)  dan  disebutkan  oleh  W.P.  Goeneveldt,
                       wilayah  perkampungan   mereka berada di     pesisir barat
                       Sumatra.  Islam yang  datang  dan  berkembang  di  Sumatra
                       Barat diperkirakan pada akhir abad ke-14 atau abad 15, sudah
                       memperoleh   pengaruhnya di  kerajaan  besar Minangkabau.
                       Bahwa Islam sudah   masuk ke daerah   Minangkabau   pada
                       sekitar akhir abad  ke-15  mungkin   dapat dihubungkan
                       dengan cerita yang terdapat dalam naskah kuno dari Kerinci
                       tentang  Siak Lengih  Malin  Sabiyatullah  asal  Minangkabau
                       yang  mengenalkan  Islam di  daerah  Kerinci,  semasa dengan
                       Putri  Unduk Pinang  Masak,  Dayang  Baranai,  Parpatih  Nan
                       Sabatang yang kesemuanya berada di daerah Kerinci. Tome
                       Pires (1512-1515) juga mencatat keberadaan tempat-tempat
                       seperti Pariaman, Tiku, bahkan Barus. Dari ketiga tempat ini
                       diperoleh  barang-barang  perdagangan,  seperti  emas,  sutra,
                       damar, lilin, madu kamper, kapur barus, dan lainnya. Setiap
                       tahun  ketiga tempat tersebut juga didatangi  dua atau  tiga
                       kapal  dari  Gujarat yang  membawa barang   dagangannya
                       antara lain pakaian.


                            Melalui  pelabuhan-pelabuhannya sejak abad     ke-15
                       dan  ke-16  hubungan  antara daerah  Sumatra Barat dengan
                       berbagai negeri terjalin dalam hubungan perdagangan antara
                       lain  dengan  Aceh.  Pada masa Iskandar Muda,   Pariaman
                       merupakan   salah  satu  daerah  yang  berada di   bawah


                                                                                  Sejarah Indonesia  199
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212