Page 64 - C:\Users\USER\Documents\Flip PDF Corporate Edition\newe-Modul praktikum dietik penyakit tidak menular\
P. 64
3. Protein tinggi, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total.
4. Lemak sedang, yaitu 15 – 20% dari kebutuhan energi total.
Pemberian lemak yang tinggi menyebabkan penundaan respon
kekebalan, sehingga pasien lebih mudah terkena infeksi.
5. Karbohidrat sedang yaitu 50 – 60% dari kebutuhan energi total.
Bila pasien mengalami trauma jalan nafas (trauma inhalasi),
karbohidrat diberikan 45 – 55% dari kebutuhan energi total.
6. Vitamin diberikan diatas AKG yang dianjurkan, untuk
membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya
ditambahkan dalam bentuk suplemen. Kebutuhan beberapa jenis
vitamin adalah sebagai berikut:
a. Vitamin A minimal 2 x AKG
b. Vitamin B minimal 2 x AKG
c. Vitamin C minimal 2 x AKG
d. Vitamin E 200 SI
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium,
kalsium, fosfor dan magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam
bentuk suplemen.
8. Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan
ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak terjadi
shock.
Jenis diet untuk luka bakar:
1. Diet luka bakar I
Diet luka bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan
Air Gula Garam Soda (AGGS) dan makanan cair penuh dengan
pengaturan sebagai berikut:
a. 0 – 8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi AGGS
dan makanan cair penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip dengan
kecepatan 50 ml/jam.
JURUSAN GIZI