Page 7 - 011_Gebby Putri Nurhaida_Str Gizi 3A
P. 7
Jika, informasinya cukup maka akan lebih baik disajikan menurut faktor
risiko, misalnya usia balita, jenis kelamin, pendidikan orang tua, dan lain
sebagainya sehingga kejadian BB Kurang dan BB Sangat Kurang bisa
teridentifikasi lebih jelas, seperti ditunjukkan pada Table 2 berikut ini.
Tabel 2 : Distribusi Berat Badan Kurang Menurut Kelompok Usia Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Y Tahun 2020
Umur Balita BB Kurang
Wilayah Kerja Jumlah Balita 0 – 23 bulan 24 – 59 bulan Jumlah
Puskesmas Y ditimbang
n % N % n %
Desa A 250 10 4,0 5 2,0 15 6,0
Desa B 300 19 6,3 8 2,7 27 9,0
Desa C 325 21 6,4 9 2,8 30 9,2
Dst.
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara diskriptif dan analitik.
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendistribusikan data (menurut faktor
risiko, morbiditas/masalah gizi masyarakat/kinerja program gizi dan
mortalitas) berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu. Analisis data
secara diskriptif dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu: analisis
perbandingan, kecenderungan, cakupan, dan analisis hubungan.
a. Pemaknaan dari analisis perbandingan adalah untuk mengetahui
distribusi faktor risiko, morbiditas/masalah gizi masyarakat/kinerja
program gizi dan mortalita menurut variabel orang dan tempat;
Tabel 3 : Distribusi Berat Badan Kurang dan Sangat Kurang (BB/U) pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Y Tahun 2020
Wilayah Kerja Jumlah Balita BB Kurang BB Sangat Kurang
Puskesmas Y ditimbang N % n %
Desa A 250 15 6,0 7 2,8
Desa B 300 27 9,0 11 3,7
Desa C 325 30 9,2 6 1,8
Dst.
Dari Tabel 3 di atas, balita BB Kurang paling banyak ditemukan desa C
dibandingan dengan Desa lainnya (B, A). Sedangkan balita BB sangat
Kurang paling banyak ditemukan di Desa B diikuti desa A kemudian
paling sedikit di Desa C. Jika proporsi balita BB Kurang dan balita BB
sangat Kurang dijadikan satu informasi yaitu balita undedweght maka
Desa B dengan proporsi kejadian underweight paling besar diikuti Desa