Page 9 - ETPEM2016
P. 9

mengayomi,  dan  melayani  warga  negara/masyarakat  tentunya

               harus  memiliki  kompetensi,  kredibilitas,  kapabilitas,  dan
               akseptabilitas  yang  tinggi,  sehingga  kinerja  pemerintah  akan
               meningkat,  kualitas  pemerintahan  akan  menjadi  baik,  dan
               penyelenggaraan negara menjadi optimal.
                     Untuk menciptakan kualitas pemerintahan yang transparan,
               akuntabel    dan    profesional,   maka    diperlukan    aparatur
               pemerintahan  yang  bersih,  bermoral  dan  berwibawa.  Aparat
               pemerintahan,  yang  umum  dikenal  dengan  pegawai  negeri
               sipil/Apartur  Sipil  Negara,  yang  ada  di  pusat  maupun  di  daerah
               (propinsi, kabupaten/kota) harus memiliki kepribadian, moralitas,

               kebiasaan, watak dan karakter yang baik, jujur, konsisten, dan adil.
               Aparatur pemerintah yang demikian dapat terwujud salah satunya
               dengan menanamkan nilai-nilai etika pemerintahan ke dalam hati
               sanubari  pada  setiap  aparat  birokrasi  pemerintahan,  melalui
               pendidikan dan pelatihan, yang kemudian termanifestasikan dalam
               sikap, perilaku, dan perbuatan sehari-hari.
                     Etika  pemerintahan  yang  dipahami,  diamalkan  dan
               diterapkan  oleh  setiap  aparatur  pemerintah  dalam  menjalankan

               tugas pokok dan fungsi pemerintahan, akan mampu menghindari
               berbagai  praktek  korupsi,  kolusi,  dan  nepotisme  (KKN)  dalam
               penyelenggaraan  pemerintahan.  Pelayanan  kepada  masyarakat
               yang  diberikan  oleh  aparatur  pemerintah  akan  dapat  berjalan
               dengan  transparan  dan  akuntabel  apabila  dilandasi  oleh  etika
               pemerintahan yang diinternalisasi secara konsekuen dan konsisten.
                     Etika  pemerintahan  berkaitan  dengan  kebiasaan,  watak,
               moral  dan  mental  para  penyelenggara  pemerintahan  yang
               tercermin dalam sikap, perilaku, dan tindakan sehari-hari, dalam

                                                                              viii
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14