Page 46 - Toponim Magelang
P. 46

34         Toponim Kota Magelang












                                silam, di halaman rumah adipati, rumah bupati, rumah tumenggung, kantor lurah/
                                demang/ kepala desa, pejabat daerah lain, atau di perempatan jalan. Beringin nyaris
                                dianggap pohon “sakral” di Jawa dan Bali. Hal itu ditandai dengan banyaknya kuburan
                                tradisional  yang lahannya juga ditanami beringin, yang mengesankan bahwa posisi
                                pohon itu setara dengan tempat para roh-roh leluhur yang harus dihormati.
                                                                                                 5
                                Dalam dunia botani, beringin banyak tumbuh di daerah perairan seperti pinggiran
                                sungai. Pohon tersebut banyak dijumpai hampir saban daerah di Indonesia. Pohonnya
                                dapat mencapai tinggi 25-50 meter. Batang pohon tegak, bulat, permukaan kasar, dan
                                pada batang pohon tumbuh akar gantung. Salah satu khasiat yang terkenal dari bagian
                                pohon tersebut, yaitu mengobati serangan kejang pada anak-anak  yang disebabkan
                                penyakit panas; mengobati bronchitis; disentri/ infeksi pada  usus; dan obat sakit
                                sawanan.


                                Beringin yang menjulang dan rimbun biasanya juga menjadi tempat berteduh sekaligus
                                sumber penghasil oksigen bagi makhluk hidup lain. Demikian besarnya tubuh pohon
                                beringin itu, sering di bawahnya dipakai sebagai tempat beragam aktivitas dan usaha
                                manusia, seperti tukang cukur, pangkalan kuda, hingga warung makan. Pohon beringin
                                dikenal masyarakat tradisional Magelang sebagai pohon yang bisa menjernihkan dan
                                menyimpan air tanah sehingga banyak muncul sumber mata air di sekitarnya.
















                                                                                               Sumber: Direktorat Sejarah 2018




                           Gapura yang terdapat
                             di depan Kampung
                                 Ringginanom


                                5   Imam  Budhi  Santosa. Suta  Naya  Dhadhap  Waru, Manusia  Jawa dan  Tumbuhan.  (Yogyakarta:
                                Interlude, 2017). hlm. 358.
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51